The Fed Kurang 'Galak', Harga Emas Masih Bisa Naik Nih!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 July 2021 08:45
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Ketua The Fed Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Dalam notula, terungkap bahwa para peserta rapat sepakat bahwa ekonomi Negeri Paman Sam belum pulih betul dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun jika sudah ada tanda-tanda yang jelas bahwa laju inflasi terakselerasi secara konsisten, maka The Fed akan siap bertindak.

"Para peserta rapat merasa bahwa pandemi masih membawa ketidakpastian. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran untuk mengubah kebijakan. Namun memang sebagian besar peserta rapat menilai sudah ada risiko inflasi yang mengarahke atas sehingga The Fed perlu bersiap untuk melakukan tindakan jika risiko itu terwujud.

"Secara umum, para peserta rapat sepakat bahwa pengurangan pembelian aset (quantitative easing), jika sudah diperlukan, membutuhkan perencanaan yang matang. Salah satunya adalah ketika target-target yang dicanangkan Komite sudah tercapai," papar notula itu.

The Fed yang sepertinya kurang hawkish membuat laju penguatan dolar AS tertahan. Tanpa sentimen pengetatan kebijakan (tapering off), dolar AS tidak punya 'bensin' untuk melaju kencang.

Situasi ini membuat tekanan terhadap harga emas berkurang. Emas dan dolar AS punya hubungan terbalik, saat dolar AS melemah maka harga emas akan bergerak sebaliknya.

Ini karena emas dalah aset yang dibanderol dengan dolar AS. Ketika dolar AS mengalami depresiasi, maka harga emas jadi lebih murah buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas meningkat, harga pun terangkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular