Seminggu Naik Hampir 6%, Harga CPO Turun Kena Profit Taking

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 July 2021 11:40
Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton.
Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melemah pada perdagangan jelang tengah hari ini. Sepertinya investor melakukan aksi ambil untung (profit taking) karena harga komoditas ini sudah naik lumayan tinggi.

Pada Rabu (7/7/2021) pukul 10:44 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia berada di MYR 3.814/ton. Terkoreksi 0,96% dibandingkan hari sebelumnya.

Kemungkinan CPO terpapar tekanan jual karena pemilik modal ingin mencairkan cuan. Sebab meski saat ini turun, harga CPO masih membukukan kenaikan hampir 6% dalam sepekan terakhir secara point-to-point.

Selain faktor koreksi teknikal, risiko penurunan permintaan di India juga ikut mempengaruhi pergerakan harga CPO. Ini karena sebelumnya Negeri Bollywood sudah banyak mengimpor CPO dan produk turunannya, termasuk dari Indonesia.

Reuters mendapatkan bocoran bahwa India telah mengamankan kontrak impor Refined Bleached Deodorized (RBP) sebanyak 70.000 ton untuk periode Juli dan Agustus 2021. Kebanyakan impor tersebut datang dari Indonesia.

"Tingginya impor yang sudah ada membuat margin dengan produksi dalam negeri mengecil. Oleh karena itu, sekarang CPO dijual dengan harga diskon," kata Marcello Cultera, Institutional Sales Manager di Phillip Futures yang berbasis di Kuala Lumpur, sebagaimana diwartakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Sempat Ambles Pekan Lalu, Harga CPO Mulai Tancap Gas Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular