Bursa Asia Kebakaran! Nikkei-Hang Seng Ambruk

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 July 2021 08:48
foto : Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka berjatuhan pada perdagangan Rabu (7/7/2021), menyusul pelemahan di mayoritas bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Selasa (6/7/2021) waktu setempat, dengan indeks S&P 500 mengakhiri penguatan tujuh hari beruntun.

Tercatat indeks Nikkei dibuka ambles 1,33%, Hang Seng Hong Kong ambruk 1,13%, Shanghai Composite China melemah 0,55%, Straits Times Singapura merosot 0,77%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,26%.

Saham teknologi China kembali bergerak ambles pada hari ini, di mana saham Didi Global ambrol 19,57%, Alibaba Group berkurang 2,82%, dan JD.com minus 5,04%.

Pemerintah China memutuskan untuk menghapus aplikasi Didi setelah perusahaan tersebut melantai di bursa saham New York (Wall Street). Padahal Didi belum lama melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) yang berhasil meraup dana US$ 4,4 miliar.

Pengguna lama masih bisa mengakses Didi, tetapi tidak buat yang baru mau memasang di ponsel mereka. Sebab Badan Siber China memerintahkan berbagai mobile app store untuk menghapus perusahaan taksi online China itu dari daftar.

"Beberapa pemberitaan menyebut Didi sudah tahu beberapa bulan sebelumnya bahwa ini akan terjadi. So, investor pun mulai meragukan pengelolaan perusahaan mereka," tegas Sumeet Singh, Direktur Aequitas Research, seperti dikutip dari Reuters.

Dari kabar korporasi, perusahaan pembuat mobil listrik Cina, Xpeng akan memulai debutnya di pasar saham Hong Kong pada hari ini, dengan harga saham HK$ 165.

Beralih ke AS, bursa Wall Street kembali dibuka setelah sebelumnya libur memperingati Hari Kemerdekaan. Sayangnya, hari pertama perdagangan di Wall Street pada pekan ini malah diwarnai merah.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 ditutup melemah masing-masing 0,6% dan 0,2%. Namun Nasdaq Composite masih mampu menguat 0,2% dan menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah.

Sepertinya investor mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) karena bursa saham New York memang sudah menguat lumayam tajam. Sejak awal tahun hingga kini (year-to-date/ytd), indeks S&P 500 melonjak 15,64% secara point-to-point.

Saham-saham perbankan jadi yang banyak dijual. Harga saham Wells Fargo anjlok 3,51%, Morgan Stanley terkoreksi 1,98%, Goldman Sachs ambles 1,15%, dan Bank of America terpangkas 2,62%.

"Pasar saham mengakhiri kuartal II-2021 dengan baik. Wajar kalau kemudian terjadi tekanan jual," ujar Alan Lancz, Presiden Alan B. Lancz & Associates yang berbasis di Ohio, seperti dikutip dari Reuters.

Investor tengah menantikan notula rapat atau minutes of meeting terbaru bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan dirilis pada siang hari ini waktu AS atau tengah malam waktu Asia. Investor mendengarkan petunjuk lebih lanjut dari anggota bank sentral mengenai arah kebijakan moneter.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular