
Pagi-pagi Ada Kabar Buruk, Harga Batu Bara Ambles 6%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara turun tajam pada perdagangan kemarin. Maklum saja, harga komoditas sudah naik gila-gilaan.
Pada perdagangan kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 131,75/ton. Ambles 6% dibandingkan hari sebelumnya.
Koreksi ini terjadi setelah harga si batu hitam menjalani reli panjang. Dalam sepekan terakhir, harga melesat 7,15% secara point-to-point. Sejak awal tahun (year-to-date), kenaikannya mencapai 63,72%.
Oleh karena itu, sangat wajar investor akan 'gatal' untuk segera mencairkan cuan. Soalnya untung yang didapat tidak bisa dibilang kecil.
Salah satu faktor yang mempengaruhi reli harga batu bara akhir-akhir ini adalah persepsi kurangnya pasokan. Ini disebabkan oleh tersendatnya impor batu bara dari Afrika Selatan.
Jalur kereta barang yang menuju Pelabuhan Richard Bay anjlok sehingga menghambat pasokan. Pada 3 Juli 2021, 31 gerbong kereta anjlok yang mengakibatkan jalur terpaksa ditutup.
Kini sebagian rel sudah kembali dibuka, tetapi tetap belum bisa mengangkut dalam kapasitas penuh. Ini membuat ekspor batu bara Negeri Bafana-Bafana tidak optimal.
Afrika Selatan adalah salah satu negara eksportir batu bara terbesar dunia. Pada 2019, International Energy Agency mencatat ekspor batu bara Afrika Selatan adalah 81 juta ton. Berada di peringkat lima, hanya kalah dari Indonesia, Australia, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).
Jadi, kurangnya pasokan batu bara dari Afrika Selatan akan mempengaruhi pasar dunia. Saat pasokan berkurang, tentu harga bergerak ke utara alias naik. Walau kemarin akhirnya kena profit taking.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
