
Mayoritas Bursa Asia Melemah, STI-KOSPI Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Senin (5/7/2021), di tengah pelemahan harga minyak acuan dunia jelang pertemuan kedua OPEC dan sekutunya. Sementara investor juga menantikan rilis data ekonomi di China.
Tercatat indeks Straits Times Singapura naik tipis 0,09% dan KOSPI Korea Selatan menguat 0,33% pada pagi hari ini.
Sementara indeks Nikkei Jepang melemah 0,5%, Hang Seng Hong Kong terdepresiasi 0,66%, dan Shanghai Composite China turun tipis 0,03%.
Dari Jepang, indeks manajer pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) Jasa final versi Jibun Bank/Markit pada periode Juni 2021 tercatat naik menjadi 48, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 46,5.
Walaupun kembali tumbuh, namun PMI Jasa Jepang masih mengalami kontraksi. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka tandanya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sebaliknya, jika di bawah 50, maka tandanya dunia usaha masih berkontraksi.
Sementara itu, investor di Asia hari ini sedang menanti rilis data PMI jasa China periode Juni 2021. PMI Jasa versi Caixin/Markit akan dirilis pada pukul 09:45 waktu setempat atau pukul 08:45 WIB.
Dari komoditas, harga minyak melemah di pagi hari waktu Asia, setelah sempat menguat pada akhir pekan lalu karena OPEC dan sekutunya (OPEC+) gagal mencapai kesepakatan tentang kebijakan produksi.
Harga minyak mentah acuan Brent berjangka (futures) melemah 0,12% ke level harga US$ 76,08 per barel menyusul kenaikan minggu lalu dari level terendah di US$ 74,40 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah WTI futures tergelincir 0,1% ke level US$ 75,09 per barel, tetapi sebagian besar masih mempertahankan kenaikan minggu lalu dari level terendahnya di US$ 72,80 per barel.
OPEC+ akan kembali melakukan pertemuannya pada hari ini. Semua anggota kecuali Uni Emirat Arab menyetujui pelonggaran pemotongan dan perpanjangannya hingga akhir tahun depan.
Beralih ke AS, bursa saham New York (Wall Street) kembali ditutup positif pada perdagangan Jumat (2/7/2021) akhir pekan lalu, dimana indeks S&P 500 kembali mencetak rekor tertingginya, setelah data pekerjaan AS pada Juni 2021 menunjukkan pemulihan yang cepat.
Indeks S&P melesat 0,75% menjadi 4.352,34, Nasdaq Composite yang padat teknologi melonjak 0,81% ke rekornya sendiri di 14.639,33, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 0,44% menjadi ditutup di level 34.786,35.
S&P 500 telah naik selama tujuh sesi berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak Agustus.
Pergerakan solid oleh saham teknologi utama membantu mendukung pasar secara keseluruhan pada hari Jumat, dengan saham Apple dan Salesforce masing-masing naik hampir 2% dan 1,3%. Microsoft melonjak 2,2%.
Penguatan Wall Street pada akhir pekan lalu didorong oleh serangkaian laporan ekonomi yang solid, dibatasi oleh laporan pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan pada Jumat pagi.
Ekonomi menambahkan 850.000 pekerjaan bulan lalu, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones mengharapkan tambahan 706.000. Angka itu melampaui 583.000 pekerjaan yang direvisi yang dibuat pada bulan Mei.
"Ini adalah laporan yang kuat dan harus diambil sebagai tanda hal-hal yang akan datang untuk pasar tenaga kerja yang semakin cepat," kata wakil kepala ekonom Aberdeen Standard Investments James McCann dalam sebuah catatan.
Selain kenaikan pekerjaan, upah rata-rata per jam naik 0,3% untuk bulan tersebut dan naik 3,6% dari tahun ke tahun, sesuai dengan ekspektasi.
Kepala ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius mengatakan bahwa laporan tersebut meredakan kekhawatiran tentang kekurangan tenaga kerja.
"Saya pikir kami juga mengetahui bahwa penjelasan untuk angka yang lebih lemah dari April dan Mei - yaitu musiman yang mungkin membebani pertumbuhan pekerjaan dan mungkin beberapa dampak dari tunjangan pengangguran pada pasokan tenaga kerja - itu adalah penjelasan yang cukup bagus. Jadi saya pikir itu meyakinkan, dalam pengertian itu, "kata Hatzius di "Squawk on the Street" CNBC.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
