UEA 'Blokade' Rapat OPEC+, Harga Minyak Turun!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 July 2021 08:50
pengeboran minyak
CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Keputusan OPEC+ seputar pemotongan produksi yang masih menggantung membuat harga si emas hitam ikut galau.

Pada Senin (5/7/2021) pukul 08:07 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 75,98/barel. Turun 0,25% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 75,16/barel. Berkurang tipis 0,09% dari posisi akhir pekan lalu.

Faktor pertama yang menyebabkan koreksi harga minyak adalah aksi ambil untung (profit taking). Maklum, harga sudah naik gila-gilaan.

Dalam sebulan terakhir, harga brent dan light sweet melonjak masing-masing 6,28% dan 8,36% point-to-point. Sementara sejak awal tahun (year-to-date), kenaikannya mencapai 46,68% dan 54,62%.

Cuan yang sedemikian besar tentu menggoda investor untuk mencairkannya. Saat kontrak minyak terpapar aksi jual, harga pun bergerak ke selatan alias turun.

Halaman Selanjutnya --> OPEC+ Belum Sepakat Soal Kebijakan Produksi

Selain itu, investor juga menantikan kejelasan dari OPEC+. Sedianya pertemuan OPEC+ membuahkan hasil pada akhir pekan lalu, tetapi diundur menjadi hari ini karena penolakan Uni Emirat Arab.

Akhir pekan lalu, OPEC+ menggelar voting untuk menambah produksi minyak sebesar 2 juta barel/hari pada Agustus-Desember 2021. Kemudian pemotongan produksi sebanyak 9.7 juta barel/hari akan berlanjut hingga akhir 2022, bukan April 2022 seperti kesepakatan awal.

Nah, Uni Emirat Arab tidak sepakat sepenuhnya. Abu Dhabi setuju produksi dinaikkan, tetapi tidak mau pemangkasan diperpanjang hingga akhir 2022. Sebab, negara ini punya target untuk menggenjot produksi dari saat ini 4,2 juta barel/hari menjadi 5 juta barel/hari pada 2030. Selain itu, pengurangan produksi membuat 30% kapasitas di Uni Emirat Arab menjadi tidak terpakai.

Jika blokade Uni Emirat Arab berhasil, maka tidak ada perubahan soal kebijakan produksi. Tetap dipangkas 9,7 barel/hari hingga April 2022.

Penantian akan keputusan di OPEC+ ini membuat investor wait and see. Pelaku pasar yang kurang agresif membuat harga minyak sulit melanjutkan reli.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular