
Wajib Baca 7 Informasi Ini Sebelum Berburu Cuan dari Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir pekan lalu, bursa saham domestik berakhir di teritori positif meskipun pelaku pasar asing mencatatkan penjualan bersih yang cukup massif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,28% ke level 6.023,00 dengan nilai transaksi Rp 10,53 triliun. Pelaku pasar asing mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 257,73 miliar.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Senin (5/7/2021) ini:
1. Dear Nasabah! Begini Rekomendasi OJK untuk Bumiputera
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merampungkan pemeriksaan yang ditujukan kepada pihak direksi dan seluruh komponen Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera. Dalam pemeriksaan itu ada beberapa hal yang menjadi rekomendasi bagi Bumiputera.
Mengutip rilis resmi Bumiputera, ada beberapa poin penting yang disampaikan OJK. Poin-poin itu berisi rekomendasi kepada direksi perusahaan asuransi yang telah berdiri sejak 1912 itu.
Berikut isi rekomendasi OJK yang tertuang dalam surat resmi Bumiputera nomor 343/DIR/INT/VII/2021:
- Sdr. Zainal Abidin dan Sdr. Erwin Situmorang dilarang bertindak sebagai Plt. Direksi.
- Direksi wajib membatalkan surat penunjukkan dan wajib mengakhiri masa jabatan Chief, yaitu Sdr. SG. Subagyo dan Sdr. Agus Sigit.
- Sdri. Nurhasanah wajib menghentikan segala tindakan mengatasnamakan sebagai Komisaris Utama maupun Ketua BPA, termasuk tidak dapat mengikuti rapat Direksi dan Komisaris, Rapat Komisaris, Sidang BPA. Dilarang menandatangani dokumen yang mengatasnamakan Komisaris dan Ketua BPA, serta dilarang memutuskan kebijakan strategis di perusahaan
- Sdri. Nurhasanah dan Sdr. Khoirul Huda dilarang untuk bertindak sebagai Ketua/Anggota BPA.
2. Omzet Ambles, Gerai Ayam CFC Indonesia Tekor Rp 13 M di Q1
Emiten yang bergerak di bisnis restoran pemilik merek dagang California Fried Chicken atau CFC Indonesia, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP), mencatat peningkatan rugi bersih sebesar 80,32% dari periode yang sama tahun lalu.
Hingga akhir kuartal I-2021, rugi bersih PTSP mencapai Rp 13,31 miliar atau hampir dua kali lipat dari kerugian yang diperoleh pada kuartal I-2020 sebesar Rp 7,38 miliar.
Menumpuknya kerugian yang dialami PTSP salah satunya diakibatkan oleh penurunan pendapatan perusahaan menjadi Rp 81,85 miliar, turun 44,80% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 7,38 miliar.
3.Disebut Nunggak Sewa Pesawat Rp 7 T, Begini Jawaban Lion Air
Manajemen PT Lion Mentari Airlines, pengelola maskapai Grup Lion yakni Lion Air, Batik Air dan Wings Air, buka suara soal pemberitaan yang menyebutkan perusahaan telah mengandangkan 25 pesawat karena belum membayar lessor (penyewa pesawat) mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan perseroan tengah melakukan pembicaraan dengan semua mitra termasuk lessor.
"Lion Air sedang melakukan pembicaraan dengan semua mitra kami termasuk lessor dan sedang berjalan untuk mendiskusikan serta mencari jalan keluar terbaik atas situasi dan kondisi akibat pandemic Covid-19 yang hampir dihadapi semua perusahaan penerbangan," kata Danang kepada CNBC Indonesia, Jumat (2/7/2021).
4. Grup Emtek Suntik Lagi Grab Indonesia Rp 3 T
Emiten media Grup Emtek milik keluarga Sariatmadja, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menyuntik PT Grab Teknologi Indonesia (GTI) senilai Rp 3,08 triliun atau setara US$ 210 juta melalui penerbitan saham baru GTI sejumlah 311,27 juta saham.
Grab Teknologi Indonesia adalah perusahaan aplikasi pengelola GrabCar, GrabBike, GrabFood, GrabMart, Layanan Grosir, GrabFresh, Grab for Business, GrabHealth, dan Indonesia Bus Marketplace.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi tersebut dilaksanakan pada 30 Juni 2021 dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham.
Perseroan sebelumnya telah memiliki saham sejumlah 244,57 juta saham atau senilai Rp 244,57 miliar atau setara dengan Rp 2,68% dari modal dan disetor dan ditempatkan PT GTI atau menjadi 2,59% setelah penempatan saham.