
Bursa Asia Ditutup Variatif, Hang Seng-Shanghai Ambruk

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup beragam pada perdagangan akhir pekan Jumat (2/7/2021), di tengah aksi investor memantau data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,27% ke level 28.783,28, Straits Times Singapura tumbuh 0,15% ke 3.128,95, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terapresiasi 0,28% ke level 6.023,01
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambles 1,8% ke level 28.310,42, Shanghai Composite China ambruk 1,95% ke 3.518,76, dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,01% ke posisi 3.281,78.
Pasar saham Hong Kong dan China ditutup ambles karena pelaku pasar di kedua negara tersebut khawatir dengan pengetatan kebijakan oleh Beijing dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di China daratan.
"Peningkatan ketakutan pengetatan dari China dikombinasikan dengan ketidakpastian yang lebih besar dampak dari penyebaran varian virus corona baru, Delta yang mungkin telah membuat kepercayaan investor turun tajam," tulis State Street Global Markets, dikutip dari Reuters.
Investor juga khawatir tentang pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di China. Morgan Stanley menurunkan prediksinya untuk pertumbuhan ekonomi China pada kuartal kedua tahun 2021. Hal ini karena melemahnya sektor makro yang lebih luas, terlihat pada periode April hingga Juni 2021.
Sebelumnya pada Rabu (30/6/2021) lalu, indeks manajer pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) Manufaktur China periode Juni turun ke level terendah selama empat bulan terakhir, sementara PMI non-manufaktur China juga turun selama periode tersebut.
Namun, sikap investor di Asia sebagian besar cukup positif pada hari ini, apalagi jelang rilis data tenaga kerja AS pada periode Juni 2021.
Di AS, kontrak berjangka (futures) indeks saham cenderung tidak berubah di sesi pra-pembukaan karena investor masih memantau sinyal penting perekonomian yang terwujud dalam data ketenagakerjaan yang akan dirilis pemerintah AS malam hari nanti waktu Indonesia.
Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan slip gaji sektor non-pertanian bakal bertambah 706,000 pada Juni, dengan tingkat pengangguran yang membaik, turun dari 5,8% dari Mei menjadi 5,6% pada Juni.
Pelaku pasar juga bakal mencermati data rerata tingkat pekerja per jam, yang diperkirakan meningkat 0,3% secara bulanan dan sebesar 3,6% secara tahunan.
Namun, kinerja emiten global bakal tertekan karena 130 negara di dunia telah menyatakan dukungan atas rencana pemerintah AS mengajukan pajak korporasi minimal 15% di tingkat global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
