Warga Borong Vitamin-Obat Antivirus, Ini Efek ke Bisnis KAEF

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
02 July 2021 14:25
Menteri BUMN Erick Thohir, 7 Januari 2021/Syahrizal Sidik
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir, 7 Januari 2021/Syahrizal Sidik

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), mencatatkan kenaikan permintaan terutama untuk penjualan vitamin dan multivitamin yang naik sekitar 20-30% sejak awal tahun ini.

Pantauan CNBC Indonesia, menjelang akan diberlakukannya PPKM Darurat mulai Sabtu besok (3/7/2021), produk multivitamin maupun vitamin hingga obatĀ antivirusĀ ramai diborong oleh konsumen di salah satu apotek di Kota Bogor, Jawa Barat. Salah satu yang paling banyak dicari ialah Ivermectin.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Perusahaan Kimia Farma KAEF, Ganti Winarno mengatakan, kenaikan permintaan terhadap produk farmasi dan alat kesehatan yang berkaitan dengan pandemi Covid-19 seperti masker, oxymeter, vitamin dan multivitamin sudah meningkat sejak awal tahun di seluruh jaringan ritel yang dikelola Kimia Farma.

"Untuk produk Kimia Farma yang saat ini meningkat demand-nya antara lain produk vitamin dan multivitamin. Kenaikannya sekitar 20% sampai 30% sejak awal tahun," katanya saat dikonfirmasi CNBC Indonesia, Jumat (2/7/2021).

Dari sisi suplai, untuk menjaga ketersediaan kebutuhan alat kesehatan maupun produk farmasi ini, Kimia Farma akan menggandeng stakeholder terkait seperti anggota holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero), dan PT Indofarma Tbk (INAF) termasuk bekerjasama dengan pihak swasta.

Diharapkan, meningkatnya penjualan ini juga akan berimbas positif pada kinerja perseroan.

Pasalnya, sampai dengan periode kuartal pertama di tahun ini, KAEF membukukan laba bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 17,29 miliar, turun hampir 34% dari tahun lalu Rp 26,16 miliar.

Penurunan ini imbas dari penjualan KAEF yang turun 4,25% menjadi Rp 2,3 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,40 triliun.

Rinciannya, penjualan ini dikontribusi dari penjualan lokal sebesar Rp 2,26 triliun. Sedangkan penjuaan dari luar negeri memberikan andil terhadap pendapatan sebesar Rp 32,83 miliar melalui penjualan garam kina dan penjualan obat dan alat kesehatan.

Pada perdagangan Jumat ini, harga saham KAEF melemah 2,67% ke level Rp 3.280 per saham. Sejak awal tahun saham perseroan melemah 22,82% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 12,22 triliun.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 Melandai, Cuan BUMN Farmasi Menguap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular