Bidik Sektor Ini, Terkuak Rahasia Analisis Lo Kheng Hong

tahir saleh, CNBC Indonesia
02 July 2021 06:30
Lo Kheng Hong di RUPST Petrosea. (Foto: ist via Lo Kheng Hong)
Foto: Lo Kheng Hong di RUPST Petrosea. (Foto: ist via Lo Kheng Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan di pasar sahsam Indonesia, Lo Kheng Hong, membeberkan beberapa tipsnya dalam membidik saham-saham yang menjadi portofolionya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut LKH, sapaan akrabnya, sektor perbankan dan industri jasa keuangan non-bank (IKNB) juga menjadi sektor incarannya kendati jumlah investasinya tidak sampai 5% sehingga tidak wajib diinformasikan di keterbukaan informasi sehingga tak masuk radar publik.

"Saya punya saham bank dan non-bank, cuma baru 4%," kata Lo kepada CNBC Indonesia baru-baru ini.

Dia pun menjelaskan alasannya masuk ke dua sektor tersebut, terutama bank yang dianggap prospektif.

Ada empat strategi yang dipakai yang masuk dalam analisis fundamental, pertama, melihat rasio price to book value (PBV) atau rasio harga terhadap nilai buku.

Kedua, rasio harga terhadap laba atau price to earnings ratio (PER), ketiga, kinerja tren laba bersihnya, dan keempat, ukuran bank tersebut apakah masuk bank BUKU (bank umum kelompok usaha) 4 atau tidak di bawahnya. Bank BUKU 4 adalah bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun.

Sebagai gambaran, PBV adalah metode valuasi yang membandingkan nilai buku suatu emiten dengan harga pasar. Semakin rendah PBV biasanya perusahaan akan dinilai semakin murah. Secara rule of thumb, PBV akan dianggap murah apabila rasionya berada di bawah angka 1 kali.

Sedangkan PER juga merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya.

Semakin rendah PER maka biasanya perusahaan juga akan dianggap semakin murah, Untuk PER biasanya secara rule of thumb akan dianggap murah apabila rasio ini berada di bawah angka 10 kali.

"Selain price to book, juga dilihat labanya, price earning ratio, size-nya buku 1 atau buku 4 dan lain-lainnya," kata investor yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia ini.

Saat ini, portofolio saham LKH ada lima emiten dengan porsi di atas 5% yakni saham emiten pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), kontraktor batu bara PT Petrosea Tbk (PTRO), emiten logistik dan pelayaran PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), emiten media PT Global Mediacom Tbk (BMTR), dan emiten multifinance PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN).

Terkait dengan 'senjata' LKH ini, analis PT Indo Premier Sekuritas, Mino menilai jika investor menjadikan profil Lo Kheng Hong sebagai acuan dan ingin mengoleksi saham-saham milik LKH itu, maka modalnya harus paham juga strategi atau cara LKH bertransaksi.

LKH yang terkenal dengan value investing ini memang dikenal memegang saham dengan time frame yang cukup lama alias jangka panjang.

"Investor harus sabar kalau mau mengikuti cara Lo Kheng Hong, itu modal awalnya," jelas Mino.

Mino menjelaskan Lo Kheng Hong melihat prospek. Ada dua cara dilihat dari historical keuangan perusahaan itu apakah konsisten membuahkan pendapatan dan laba yang bertumbuh, aset lancar dan tidak lancar, serta laporan arus kas.

Selain itu juga harus memiliki pandangan industrinya apakah sedang bergairah atau tidak.

Mino menjelaskan Lo Kheng Hong melihat prospek. Ada dua cara dilihat dari historical keuangan perusahaan itu apakah konsisten membuahkan pendapatan dan laba yang bertumbuh, aset lancar dan tidak lancar, serta laporan arus kas. Selain itu juga harus memiliki pandangan industrinya apakah sedang bergairah atau tidak.

Tapi bukan hal mudah juga melihat saham yang 'salah harga' ini, karena banyak saham yang memiliki harga murah tapi tidak memiliki fundamental perusahaan yang prospektif.

Lantas bagaimana menghitung valuasi.

Mino mengatakan bisa dengan metode Discounted Cash Flow (DCF) atau memperkirakan nilai investasi berdasarkan arus kas yang diharapkan di masa depan. Kedua dengan cara menganalisis rasio PBV.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sst.. Diam-diam Lo Kheng Hong Simpan Saham 2 Sektor Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular