Ini Dia Daftar ETF Indonesia yang Mendunia

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
30 June 2021 20:26
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak pertama kali hadir perkembangan ETF di dunia saat ini sangat pesat dan tercatat sudah ada lebih dari 7.000 ETF di beberapa bursa dunia. Menurut Statista.com, perkiraan dana kelolaan ETF sebesar US$8 triliun.

Pesatnya perkembangan ETF ini juga terjadi di Indonesia sejak pertama kali diluncurkan pada 2007 oleh Indo Premier dengan nama Premier ETF LQ-45 (R-LQ45X). Dalam lima tahun terakhi ETF saham di Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan pada akhir Mei 2021, jumlah ETF yang diperdagangkan di BEI sudah mencapai 47 produk, terbesar di ASEAN.

Selain itu, ternyata banyak juga ETF yang tercatat di luar negeri namun menggunakan saham-saham yang ada di dalam negeri, berikut daftarnya:

1. iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO)
EIDO merupakan ETF Indonesia yang paling populer di kalangan investor global untuk digunakan sebagai indikator kinerja pasar modal Indonesia. EIDO dikelola oleh Blackrock sejak peluncurannya pada tanggal 5 Mei 2010, ETF provider terbesar di dunia, tercatat di NYSE Arca (Amerika Serikat), dan telah memiliki dana kelolaan sebesar US$329 juta.

EIDO menggunakan MSCI Indonesia IMI 25/50 Index sebagai acuan kinerjanya dengan top 5 holding saham BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 75 saham.

2. VanEck Vector Indonesia Index ETF (IDX)

IDX dikelola oleh manajer investasi bernama VanEck sejak peluncurannya pada tanggal 15 Januari 2009, tercatat di NYSE Arca (Amerika Serikat), dengan dana kelolaan sebesar US$33 juta. IDX menggunakan MVIS Indonesia Index sebagai acuan kinerjanya dengan top 5 holding saham BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 41 saham.

3. Lyxor MSCI Indonesia UCITS ETF (LYXI/INDO)

LYXI dikelola oleh manajer investasi bernama Lyxor sejak peluncurannya pada tanggal 4 Juli 2011, tercatat di Euronext (Perancis), Borsa Italiana (Italia), dan Frankfurt Stock Exchange (Jerman), serta telah memiliki dana kelolaan sebesar EUR26 juta. LYXI menggunakan MSCI Net Total Return Index sebagai acuan kinerjanya dengan top 5 holding saham BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 22 saham.

4. HSBC MSCI Indonesia UCITS ETF (HIDR)

HIDR dikelola oleh manajer investasi bernama HSBC Investment Funds sejak peluncurannya pada tanggal 30 Maret 2011, tercatat di London Stock Exchange (Inggris), Borsa Italiana (Italia), Frankfurt Stock Exchange (Jerman), dan SIX Swiss Exchange (Swiss), serta telah memiliki dana kelolaan sebesar US$41 juta .

HIDR menggunakan MSCI Indonesia Net USD Index sebagai acuan kinerjanya dengan top 5 holding saham BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 22 saham.

5. MSCI Indonesia Swap UCITS ETF (XMIN/XMID)
Tidak seperti ETF lainnya yang menggunakan metode replikasi indeks penuh, XMIN adalah salah satu jenis ETF Indonesia yang menggunakan mekanisme swap untuk pengukuran kinerjanya, sehingga tergolong dalam jenis synthetic ETF.

XMIN dikelola oleh manajer investasi bernama DWS Investment Management, dan sejak peluncurannya telah tercatat di London Stock Exchange (Inggris), Borsa Italiana (Italia), Frankfurt Stock Exchange (Jerman), dan Singapore Exchange (Singapura), serta telah memiliki dana kelolaan sebesar US$89 juta. XMIN menggunakan MSCI Indonesia Net USD Index sebagai acuan kinerjanya dengan top 5 holding saham BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 22 saham.

Head of Market Development Indo Premier Sekuritas, Banyu Adiputra, banyaknya pelaku pasar yang membuat ETF dengan isi saham-saham yang ada di BEI ini menunjukkan besarnya minat investor asing terhadap pasar modal Indonesia yang dinilainya memiliki prospek bagus di masa depan.

"Sejak lebih dari 10 tahun yang lalu, sebenarnya minat tersebut sudah terlihat dari banyaknya manajer investasi yang ingin menggunakan indeks kita sebagai acuan kinerja ETFnya. Investor lokal sendiri, khususnya pemula, kini juga seharusnya sudah mulai memahami dan menyukai ETF sebagai sarana investasi. Pertumbuhannya yang pesat dalam 5 tahun terakhir ini adalah buktinya," kata Banyu.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berkah BP Tapera, AUM Reksa Dana Ditarget Naik 10-15% di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular