
PPKM Darurat Bukan Lockdown, IHSG Bakal Menguat Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) naik turun bak roller coaster pada perdagangan Selasa kemarin. Sempat melesat nyaris 1%, IHSG kemudian berbalik ke zona merah, sebelum mengakhiri perdagangan dengan menguat 0,16% di 5.949,050.
IHSG yang masih mampu mengakhiri perdagangan di zona hijau meski saat beredar kabar kemungkinan Jakarta lockdown mayoritas bursa Asia juga berguguran. Investor asing bahkan belanja, net buy tercatat sebesar Rp 126,3 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,7 triliun.
Meski demikian, kemungkinan lockdown tidak akan dilakukan, tetapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat. Hal tersebut sedikit memberikan kelegaan di pasar, dan berpeluang membawa IHSG kembali menguat pada perdagangan Rabu (30/6/2021).
Kemungkinan Jakarta tidak menerapkan lockdown diungkapkan oleh Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono.
"Saya sudah sarankan PSBB diperketat, lockdown sulit," katanya Selasa kemarin.
Sementara itu dalam PPKM Mikro Darurat, isu yang beredar sebelumnya menyebutkan restoran dan warung makan sejenisnya hanya bisa menerima pesanan take away, tetapi kabar terbaru menyebutkan boleh makan di tempat atau dine in dengan kapasitas 25% dan buka hingga pukul 17:00 WIB.
Restoran yang melayani pesan antar saja diizinkan beroperasi 24 jam. Adapun di mal operasional hanya sampai pukul 17.00 WIB dan kapasitas 25%.
Kegiatan perkantoran wajib work from home (WFH) 75% dan work from office (WFO) 25%.
Meski memang diperketat, tetapi setidaknya tidak seketat lockdown, yang tentunya bisa menjadi sentimen positif di pasar.
Secara teknikal, rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 5.980 terbukti menjadi resisten yang cukup kuat. IHSG kemarin memang sempat melewatinya, tetapi akhirnya berbalik melemah, sebelum mencatat penguatan tipis.
Pada akhir April lalu terjadi persilangan antara MA 50 dan MA 100 yang menjadi sinyal penurunan IHSG. Beberapa kali IHSG mencoba melewati MA 100 tetapi selalu gagal, menjadi indikasi tekanan turun masih cukup besar.
Indikator stochastic pada grafik harian sudah mulai turun dari wilayah overbought.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan. MA 50 kini menjadi resisten terdekat, selama tertahan di bawahnya IHSG berisiko turun ke 5.900 hingga 5.880. Support kuat berada cukup jauh di kisaran 5.815 yang merupakan MA 200.
IHSG berpeluang kembali menguat jika menembus lagi 5.980, dengan target ke level psikologis 6.000. Penembusan ke atas level tersebut akan membawa IHSG naik ke 6.030.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000