
Dow Futures Naik Tipis, S&P Futures & Nasdaq Futures Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) cenderung flat pada perdagangan Selasa (29/6/2021), setelah indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi baru kemarin.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat 41 poin dari nilai wajarnya, sementara kontrak serupa indeks S&P 500 dan kontrak Nasdaq melemah masing-masing sebesar 0,1% dan 0,2%.
Dow Jones lompat 163 poin, S&P 500 bertambah 0,5% dan Nasdaq naik 0,8% ke titik tertinggi baru, memperbaiki rekor tertinggi baru yang dicetak pada 29 April kemarin. Pelaku pasar memburu kembali saham teknologi di tengah masih adanya ancaman pandemi terhadap ekonomi.
Saham Morgan Stanley melompat 3% di sesi pra-pembukaan setelah bank tersebut mengatakan akan menaikkan pembayaran dividend dua kali lipat dan mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) sahamnya dari pasar senilai US$ 12 miliar.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah bank sentral AS pekan lalu mengumumkan hasil uji tekanan (stress tests) yang hasilnya 23 bank besar AS dalam skenario pemburukan ekonomi. Wells Fargo juga mengumumkan rencana serupa dan rencana buyback senilai US$18 miliar.
Rencana serupa juga diumumkan Bank of America, Goldman Sachs dan JPMorgan. Di sisi lain, saham Boeing naik nyaris 1% di sesi pra-pembukaan setelah United Airlines menyatakan akan membeli 200 unit pesawat jenis Max.
Pada Senin kemarin, bursa saham menguat berkat reli saham raksasa teknologi. Indeks S&P 500 menguat0,23%, menyentuh rekor tertinggi 3 hari beruntun. Namun, Dow Jones anjlok 151 poin menyusul koreksi saham Boeing dan Chevron.
Mengakhiri bulan Juni, indeks S&P 500 berada di jalur penguatan selama 5 pekan beruntun, sementara Nasdaq mengarah pada reli 7 bulan berturut-turut. Sayangnya, Dow Jones terkoreksi sebulan ini. Secara tahun berjalan indeks S&P 500 naik 14%, sementara Dow dan Nasdaq kompak menguat 12%.
Saham berbasis pertumbuhan yang didorong ekspektasi ke depan (growth stocks) terus mencetak kinerja positif, sementara saham berbasis nilai yang ditopang aspek fundamental saat ini (value stocks) cenderung melemah. Sepanjang Juni, saham berbasis pertumbuhan melesat 6%, sementara saham berbasis nilai anjlok lebih dari 1%.
"Pecahnya saham berbasis pertumbuhan menjadi katalis pendorong indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi baru," tutur Kepala Teknikal MKM Partners JC O'Hara dalam laporan riset yang dikutip CNBC International. "Kami melihat situasi di mana saham berbasis pertumbuhan bisa berkinerja lebih baik dari saham berbasis nilai sepekan ke depan," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping