
Indonesia & Malaysia Diterjang Corona, Harga CPO Mager

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) stagnan pada Selasa (29/6/2021) di tengah ledakan kasus Covid-19 di dua negara produsen utamanya sehingga memicu pertanyaan mengenai prospek permintaan komoditas tersebut.
Di bursa derivatif Malaysia, mengutip data Revinitif, harga komoditas andalan Indonesia tersebut diperdagangkan di level MYR 3.506/ton, atau tidak berubah dari posisi penutupan Senin kemarin.
Padahal, pekan lalu harga CPO terhitung menguat 2,8% berkat optimisme pemulihan ekonomi dunia yang ditandai laporan lonjakan ekspor CPO per Mei sebesar 47,3% secara tahunan. Secara tahun berjalan, saat ini harga CPO melemah 2,6% dibandingkan posisi penutupan akhir tahun lalu sebesar MYR 3.600/ton.
Prospek CPO saat ini kembali dibayangi risko terkait pandemi, setelah Indonesia dan Malaysia yang merupakan produsen utama komoditas ini menghadapi gelombang kedua penyebaran virus Covid-19, menyusul masuknya varian delta.
Tidak heran, Malaysia kemarin memperpanjang penerapan karantina wilayah (lockdown) untuk menekan pandemi Covid-19. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menegaskan lockdown tersebut tidak akan dilonggarkan sampai tambahan kasus harian berada di bawah 4.000.
Menurut data Worldometers per hari ini, jumlah aktif kasus Corona di Negeri Jiran tersebut mencapai 739.266 orang atau, dengan 5.218 orang dari posisi akhir pekan lalu yang masih di kisaran 4.000 orang.
Sementara itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo dikabarkan akan memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat secara lebih ketat, setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro gagal membendung lonjakan kasus Covid-19.
Selain produsen, kedua negara juga merupakan konsumen utama CPO dunia. Mengutip Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture/USDA), Indonesia diprediksi berada di urutan teratas dengan konsumsi 15,3 juta metrik ton tahun ini dan Malaysia di urutan keenam dengan 3,45 juta ton.
Oleh karenanya, pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) jilid 2 yang kemungkinan akan dijalankan di Indonesia, dan perpanjangan lockdown di Malaysia akan membuat produksi CPO terganggu tetapi secara bersamaan konsumsinya tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Memang Ambrol 3,29%, Tapi Ada Tanda-tanda Comeback!