
Kemarin Jeblok di Bawah 6.000, IHSG Mau ke Mana Hari Ini?

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street secara mayoritas ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (28/6/2021) waktu setempat, didorong oleh melesatnya saham teknologi di tengah pelemahan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS.
Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,23% ke level 4.290,61 dan kembali mencetak rekor tertinggi barunya, Nasdaq Composite yang kaya akan teknologi melesat 0,98% ke posisi 14.500,51. Namun untuk indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,44% ke level 34.283,27, karena tekanan saham energi dan transportasi.
Saham teknologi memimpin penguatan bursa Wall Street pada perdagangan kemarin, di mana saham Apple dan Salesforce naik lebih dari 1%. Sedangkan Facebook melonjak lebih dari 4%, setelah pengadilan federal AS menolak kasus antimonopoli terhadap perusahaan dari Komisi Perdagangan Federal dan ditutup dengan kapitalisasi pasar di atas US$1 triliun.
Sementara untuk saham semikonduktor yakni Nvidia naik 5% dan Broadcom naik lebih dari 2%.
Saham raksasa produsen pesawat Boeing membebani Dow Jones kemarin, di mana sahamnya jatuh lebih dari 3% setelah regulator setelah regulator penerbangan AS menyatakan tak akan memberikan sertifikasi pesawat jarak jauhnya sampai dengan tahun 2023.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melemah 1,48% yang mengindikasikan bahwa ekspektasi kupon yang harus dibayar emiten obligasi bakal kian melandai. Kondisi tersebut bakal meringankan beban emiten teknologi yang masif menerbitkan surat utang.
Di luar itu, kesepakatan infrastruktur bipartisan menunjukkan kemajuan setelah Presiden AS Joe Biden pada Sabtu menegaskan bahwa dia tidak berencana mem-veto legislasi stimulus yang disokong senator dari partai Demokrat dan Republik tersebut.
Stimulus terbaru ini akan menyediakan dana masif untuk pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi dan jaringan internet peta lebar (broadband). Politisi partai Demokrat mengajukan stimulus tambahan yang memberi pendanaan ekstra untuk isu perubahan iklim, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan anak.
"Program ini di jangka pendek dan panjang membantu pembukaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan laba bersih korporasi dan meningkatkan kemampuan AS bersaing dengan negara lain di abad 21 yang hiperkompetitif," tulis John Stoltzfus, Kepala Perencana Investasi Oppenheimer Asset Management, di laporan riset yang dikutip CNBC International.
Pasar saham mencetak kinerja apik setelah investor kian yakin bahwa inflasi sekarang tak membahayakan ekonomi karena bersifat sesaat. Reli terjadi bahkan setelah inflasi Mei dilaporkan mencapai 3,4%, menjadi laju yang tercepat sejak awal 1990-an.
Pelaku pasar akan memantau data tenaga kerja per Juni pada Jumat (2/6/2021) nanti, di mana slip gaji di luar sektor pertanian per Juni diprediksi 683.000 unit, menurut konsensus ekonom dalam polling Dow Jones. Angka itu melesat dibandingkan dengan posisi Mei sebanyak 559.000.
(chd/sef)