
Halo RI! Singapura Terobsesi jadi Penguasa e-Commerce ASEAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi yang terjadi sejak awal tahun lalu berhasil membentuk perilaku baru cara konsumen berbelanja di seluruh dunia. Saat ini semakin banyak orang di kawasan Asia yang berbelanja secara daring (online).
Peluang tersebut membuat Singapura ingin menjadi pusat e-commerce terkemuka di Asia - meskipun masih terdapat banyak tantangan kedepannya.
Selain perubahan perilaku konsumen di Asia secara umum, ekonomi digital Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan signifikan juga menjadi salah satu alasan dalam mewujudkan ambisi negeri singa tersebut.
Country Director di Google Singapura Ben King mengatakan "E-commerce di Asia Tenggara - melonjak. Tetapi yang membedakan Singapura (dengan negara lain) adalah kebijakan dan inisiatifnya membantu menumbuhkan lingkungan (yang positif) bagi industri digital dan ekonomi digital untuk berkembang.
"Namun, Singapura menghadapi kekurangan tenaga kerja dan talenta digital yang terampil - aspek yang sangat penting untuk mewujudkan ambisinya menjadi pemain e-commerce global," ujar Ben kepada CNBC Internasional.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Singapura bermitra dengan Google di bawah inisiatif Skills Ignition SG, akan memberikan pelatihan pekerjaan bagi mereka yang mencari karier di industri digital.
"Satu tantangan yang kami lihat dalam mewujudkan visi Singapura untuk benar-benar menjadi pusat e-commerce regional yang jauh lebih bernilai dan jauh lebih maju adalah pengembangan bakat," kata King.
"Masalah yang kami lihat tidak hanya terkait dengan pekerjaan (yang ditawarkan) - melainkan pula keterampilan (yang tersedia). Ada kebutuhan mendesak untuk membantu tenaga kerja membangun keterampilan digital untuk mengambil pekerjaan ini."
Raksasa teknologi A.S. itu juga fokus membantu melatih kembali orang-orang yang terkena dampak pandemi.
King mengatakan bahwa program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pekerja yang terdampak Covid secara real time dengan menyediakan program pelatihan enam hingga sembilan bulan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan dan tertarik berkarir di industri digital.
"Apa yang kami coba lakukan adalah mengembangkan keterampilan yang kami pikir akan menjadi sangat penting untuk pengembangan dan evolusi e-commerce di seluruh regional (Asia Tenggara)." Ujar King.