
Harga Kripto Titan Hangus Jadi Nol! Peringatan Bagi Bitcoin?

Jakarta, CNBC Indonesia - Aset titan menjadi perhatian pelaku pasar yang berkecimpung di dunia kripto, harganya ambrol tidak tanggung-tanggung, hingga ke US$ 0 pada Kamis (17/6/2021). Yang lebih tragis lagi, kemerosotan hanya terjadi sehari setelah menyentuh rekor tertinggi di kisaran US$ 52 berdasarkan data Coin Market Cap. Kapitalisasi pasarnya yang sebelumnya mencapai US$ 2 miliar lenyap seketika.
Pada hari ini, Minggu (27/6/2021) harga Titan berada di US$ 0,0000000456.
![]() |
Titan merupakan token DeFi buatan Iron Finance, yang beroperasi di jaringan Polygon.
Ambrolnya Titan juga memakan korban investor kawakan, Mark Cuban. Melalui akun Twitternya, Cuban mengatakan "Saya juga terpukul, sama seperti yang lainnya"
Kepada CNBC International, Cuban mengatakan ambrolnya Titan hingga ke US$ 0 akibat bisnis yang dijalankan dengan buruk.
"Saya pikir orang-orang gagal memahami DeFi adalah sebuah bisnis sama seperti yang lainnya," kata Cuban, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (25/6/2021).
"Mereka perlu menghasilkan pendapatan, dan pendapatan tersebut diperlukan untuk menutupi biaya pelanggan dan akuisisi modal serta menyediakan cadangan dan proses, yang hal tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh Iron agar bisa bertahan dari kehilangan pelanggan serta penarikan modal yang signifikan," kata Cuban.
Aset kripto memang memiliki volatilitas yang ekstrim, tetapi hangusnya nilai aset kripto hingga 100% seperti dialami Titan yang dikatakan terjadi akibat panic selling sangat jarang terjadi.
Di hari yang sama dengan amblesnya titan, bitcoin sang raja mata uang kripto harga bitcoin hanya turun 2%, meski belakangan merosot lebih dalam, bahkan sempat ambrol ke bawah US$ 30.000/koin pada 22 Juni lalu atau 5 hari setelah titan hangus.
Meski demikian, pergerakan titan dikatakan tidak bisa digunakan untuk memperkirakan bitcoin. Sebab, titan bukan merupakan mata uang kripto melainkan token DeFi.
Bitcoin memiliki blockhain sendiri, dimana mata uang kripto tersebut berada di layer satu. Sementara token seperti titan berada di atas layer satu blockchain, yang karakterisitiknya lebih mirip dengan surat berharga, yang berkaitan dengan penggalangan dana, serta memberikan hak suara pada pemiliknya.
Salah satu yang membuat token seperti titan rapuh adalah tidak memiliki blockchain sendiri, apalagi jaringan polygon merupakan protokol baru dirilis tahun ini.
"Anda tidak bisa membandingkan proyek yang baru saja berkembang dengan blockchain lain yang sudah super, super terstruktur dan sudah ada dalam waktu yang lama," kata Jorge Cortes, chief operating officer di UnifyIT, organisasi spesialis pengembangan proyek berbasis blockchain, sebagaimana dilansir CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kripto TITAN Ambruk 100%, Crazy Rich Ini Curhat Rugi Banyak!