
Dow Futures Lanjutkan Reli, Wall Street Bakal Meriah Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Jumat (25/6/2021), berpeluang membawa indeks bursa acuan Negara Adidaya tersebut mencetak pekan terbaik sejak April.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 89 poin (+0,3%) dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq juga menguat, masing-masing sebesar 0,1% dan 0,2%.
Kemarin indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi baru dan sepanjang pekan ini telah melesat 2,4% yang bakal menjadi pekan terbaiknya sejak April. Dow dan Nasdaq juga melesat, masing-masing sebesar 2,7% dan 2,4%.
Salah satu penopangnya adalah saham Nike yang melonjak 12% di sesi pra-pembukaan, setelah perseroan melaporkan kinerja keuangan per kuartal I-2021 yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Penjualan dari kanal digital melompat 41% secara tahunan dan 147% dalam 2 tahun terakhir.
Namun, saham FedEx berbalik anjlok 4% terkena aksi ambil untung meski melaporkan kinerja positif juga. Sementara itu, saham perbankan menguat menyambut pernyataan Federal Reserve (The Fed) bahwa industri keuangan Negeri Sam tahan terhadap resesi.
Kesimpulan itu diambil setelah bank sentral AS tersebut merilis hasil uji himpitan (stress test) terhadap 23 lembaga keuangan AS, yang menunjukkan bahwa mereka "jauh di atas" batas minimum modal wajib jika skenario pemburukan ekonomi terjadi.
Keputusan tersebut bakal memungkinkan bank-bank di AS kembali membagikan dividen kepada pemegang saham publik dan melakukan pembelian kembali (buyback) sahamnya di pasar lebih leluasa. Saham Bank of America dan Wells Fargo naik masing-masing sebesar 1,4% dan 2%.
Investor bakal memantau indeks belanja konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE). Ekonom dalam polling Dow Jones mengekspektasikan indeks harga Mei naik 3,4% secara tahunan dan 0,6% secara bulanan. Indeks tersebut memberi gambaran prospek inflasi karena menangkap perubahan harga barang dan jasa di kalangan konsumen.
Pasar juga bakal memantau nasib stimulus infrastruktur. Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa Gedung Putih bakal meneken kesepakatan infrastruktur dengan senator bipartisan-sebutan untuk politisi yang duduk semeja meski beda partai.
Paket stimulus senilai US$ 1 triliun itu bakal melaju ke Kongres jika kedua belah pihak menyepakati, termasuk di antaranya belanja transportasi seperti jalan, jembatan, rel kereta, infrastruktur mobil listrik senilai US$ 579 miliar.
Pekan lalu, Dow Jones anjlok 3,5% dan S&P 500 ambles 1,9% setelah The Fed mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan bisa dilakukan lebih cepat, menjadi 2023 dari proyeksi sebelumnya pada 2024.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping