
Wall Street Rekor! Bursa Asia Semarak, Nikkei Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Jumat (25/6/2021), menyusul penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Kamis (24/6/2021) karena investor merespons positif dari rilis beberapa data ekonomi AS yang tercatat positif.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,87%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,44%, Shanghai Composite China naik tipis 0,04%, Straits Times Singapura tumbuh 0,29%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,39%.
Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama ditutup menghijau pada perdagangan Kamis (24/6/2021) waktu setempat, karena pelaku pasar menyambut gembira sejumlah rilis data ekonom yang positif.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 0,95% ke level 34.196,82, S&P 500 menguat 0,58% ke 4.266,48, dan Nasdaq Composite tumbuh 0,69% ke posisi 14.369,71. Nasdaq kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah.
US Bureau of Economic Analysis melaporkan angka pembacaan final pertumbuhan ekonomi AS kuartal I-2021 adalah 6,4% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), tidak berubah dibandingkan pembacaan sebelumnya.
Kemudian Kementerian Ketenagakerjaan AS merilis jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 19 Juni 2021 turun 7.000 menjadi 411.000. Angka ini di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 380.000.
Lalu Kementerian Perdagangan. AS mencatat pembelian barang modal inti (di luar pesawat terbang) pada Mei 2021 tumbuh 0,9% dibandingkan bulan sebelumnya. Pemesanan barang modal inti atau core capital goods adalah indikator yang mencerminkan ekspansi dunia usaha.
Tekanan inflasi yang dialami AS saat ini disebabkan oleh peningkatan permintaan yang belum bisa diimbangi oleh kecepatan produksi. Ekspansi dunia usaha diharapkan mampu mempersempit jarak itu sehingga tekanan harga bisa diminimalisasi.
"Produktivitas akan meningkat. Sepertinya musim panas ini bakal 'panas' untuk perekonomian AS," ujar Lydia Boussour, Lead US Economist di Oxford Economics yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Di lain sisi, pelaku pasar juga masih memantau negosiasi paket infrastruktur bernilai US$ 1 triliun di mana para senator bipartisan, sebutan untuk politisi yang duduk semeja meski beda partai membuat kemajuan atas proposal tersebut akan menemui Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada Kamis waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
