
Pelan-pelan, Rupiah Merayap Dekati Rp 14.500/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah lagi melawan dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis (24/6/2021). Hingga perdagangan hari ini, rupiah sudah melemah dalam 8 dari 9 hari perdagangan terakhir. Bahkan, rupiah merayap pelan-pelan mendekati Rp 14.500/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di kisaran Rp 14.430/US$. Sempat menguat tipis 0,07%, rupiah kemudian terdepresiasi hingga 0,21% ke Rp 14.460/US$ yang merupakan level terlemah sejak 3 Mei lalu.
Rupiah kemudian berhasil memangkas pelemahan, di akhir perdagangan berada di Rp 14.435/US$, melemah 0,03%.
Kembali munculnya isu tapering atau pengurangan nilai stimulus moneter (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed).
Isu tersebut muncul setelah dua pejabat teras The Fed, Raphael Bostic (Presiden The Fed Atlanta) dan Michelle Bowman (Anggota Dewan Gubernur The Fed), menyatakan tekanan inflasi boleh saja cuma sementara. Namun dampaknya akan terasa dalam waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
"Berbagai data terbaru membuat saya memajukan proyeksi (perkiraan kenaikan suku bunga acuan). Saya memperkirakan suku bunga sudah perlu naik pada akhir 2022. Meski temporer, tekanan inflasi akan terjadi dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan. Bukan hanya 2-3 bulan tetapi bisa 6-9 bulan," ungkap Bostic, sebagaimana diwartakan Reuters.
"Saya setuju bahwa tekanan inflasi disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan peningkatan permintaan akibat pembukaan kembali aktivitas masyarakat (reopening). Jika situasi sudah lebih stabil, lebih seimbang, tekanan ini memang akan berkurang. Namun saya sulit memperkirakan kapan itu terjadi, yang jelas akan memakan waktu," tambah Bowman, juga dikutip dari Reuters.
Pernyataan keduanya kembali memunculkan spekulasi The Fed akan melakukan tapering dalam waktu dekat. Dolar AS pun kembali perkasa.
Di sisi lain, kasus Covid-19 di Indonesia yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa membuat rupiah tertekan.
Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Indonesia per 23 Juni 2021 adalah 2.033.421 orang. Bertambah 15.308 orang dari hari sebelumnya, rekor tertinggi penambahan pasien harian sejak kasus perdana diumumkan pada awal Maret tahun lalu.
Dari total kasus tersebut, angka kasus aktif sebanyak 160.524 orang. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebanyak 152.686 orang dan menjadi yang tertinggi sejak 13 Februari 2021.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.169 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.131 orang.
Guna meredam penyebaran Covid-19, membuat pemerintah mengetatkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tetapi tentu ada risiko akan lebih diketatkan jika grafik kasus Covid-19 terus menanjak.
Hal tersebut tentunya berisiko menghambat pemulihan ekonomi, yang memberikan sentimen negatif ke pasar finansial.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
