
Akhir Juni, Dolar Singapura Diramal Tembus di Rp 10.751/SG$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (24/6/2021), ditopang ekspektasi bangkitnya perekonomian Negeri Merlion. Meski demikian, dari posisi saat ini hingga akhir kuartal II-2021 nanti, dolar Australia diprediksi tidak akan naik tajam lagi.
Pada pukul 11:43 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.736,31, dolar Singapura menguat 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Hasil polling dari Reuters menunjukkan dolar Singapura diperkirakan berada di Rp 10.751/SG$ di akhir kuartal II, yang berarti di akhir bulan ini. Dilihat dari posisi saat ini hingga ke target tersebut, dolar Singapura masih akan naik 0,14% lagi.
Kemarin, dolar Singapura sempat menguat 0,37% setelah rilis data inflasi yang kembali menunjukkan kenaikan hingga ke level tertinggi nyaris 8 tahun terakhir.
Kementerian Industri dan Perdagangan Singapura melaporkan inflasi bulan Mei sebesar 2,4% year-on-year (YoY), naik dari bulan sebelumnya 2,1%, dan lebih tinggi dari ekspektasi ekonomi 2,2%.
Inflasi bulan Mei tersebut menjadi yang tertinggi sejak November 2013.
Sementara inflasi inti di bulan Mei dilaporkan tumbuh 0,8% dari Mei 2020. Inflasi inti tersebut kini sudah naik 4 bulan beruntun, dan berada di level tertinggi sejak Juni 2019.
Otoritas Moneter Singapura (MAS) menggunakan inflasi inti ini, yang tidak memasukkan sektor transportasi dan akomodasi dalam perhitungan, sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan moneter. Sepanjang tahun ini, inflasi inti diperkirakan akan tumbuh 0% hingga 1%.
Pada pekan lalu, data dari Singapura juga menunjukkan kebangkitan perekonomian pasca dihantam pandemi Covid-19. Ekspor non-minyak Singapura di bulan Mei melesat 8,8% YoY, lebih tinggi dari kenaikan bulan sebelumnya 6% YoY.
Barang non-elektronik menjadi pendorong pertumbuhan ekspor Singapura di bulan Mei. Tercatat, ekspor non-elektronik naik 8,1% dibandingkan kenaikan bulan sebelumnya 4,7%.
Jika dilihat lebih detail lagi, ekspor mesin meroket 58%, menjadi yang terbesar dari barang non-elektronik, disusul petrokimia 56%.
Peningkatan tajam ekspor Singapura menjadi indikasi perekonomian global sudah mulai membaik, setelah dihantam pandemi Covid-19.
Ekspor sangat penting bagi Singapura, karena merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB).
Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.
TIM CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
