Analisis Teknikal

Belum Ada 'Angin Surga', IHSG Berat ke Mana-mana di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
24 June 2021 12:17
bursa efek indonesia
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan apresiasi 0,29% ke level 6.052,08. Selang penutupan sesi pertama IHSG terpantau malah ambruk ke zona merah dengan koreksi 0,32% ke level 6.015,04 pada perdagangan Kamis (24/6/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 5,1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 31 miliar di pasar reguler.

Data terbaru menunjukkan pandemi semakin ganas.

Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Indonesia per 23 Juni 2021 adalah 2.033.421 orang. Bertambah 15.308 orang dari hari sebelumnya, rekor tertinggi penambahan pasien harian sejak kasus perdana diumumkan pada awal Maret tahun lalu.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.169 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.131 orang.

Angka kasus aktif terus bertambah. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun mandiri. Data ini mencerminkan seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan.

Per 23 Juni 2021, angka kasus aktif ada di 160.524 orang. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebanyak 152.686 orang dan menjadi yang tertinggi sejak 13 Februari 2021.

Lonjakan kasus corona membuat pemerintah mengetatkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum memilih opsi karantina wilayah atau lockdown untuk menekan penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

Menurut Kepala Negara, PPKM bila dijalankan secara murni dan konsekuen akan mampu membatasi aktivitas masyarakat tanpa mengorbankan aspek ekonomi.

"Pemerintah telah memutuskan PPKM Mikro masih menjadi kebijakan paling tepat untuk hentikan laju penularan. Pemerintah melihat bahwa kebijakan PPKM Mikro masih menjadi yang kebijakan yang paling tepat untuk konteks saat ini karena bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat.

"Saya sampaikan bahwa PPKM Mikro dan lockdown memiliki esensi yang sama yaitu membatasi kegiatan masyarakat. Untuk itu tidak perlu dipertentangkan. Jika PPKM mikro terimplementasi dengan baik, tindakan-tindakan di lapangan yang terus diperkuat, semestinya laju kasus bisa terkendali," jelas Jokowi.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.000.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 42 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular