
Yess! Asing Borong BBRI & BBNI, IHSG Pede Langsung Ngegas

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan apresiasi 0,29% ke level 6.052,08. Selang 15 menit IHSG terpantau lanjut menghijau 0,30% ke level 6.052,38 pada perdagangan Kamis (24/6/21).
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 1,3 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 23 miliar di pasar reguler.
Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 16 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 11 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) yang dilego Rp 8 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dijual Rp 6 miliar.
Data terbaru menunjukkan pandemi semakin ganas. Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Indonesia per 23 Juni 2021 adalah 2.033.421 orang. Bertambah 15.308 orang dari hari sebelumnya, rekor tertinggi penambahan pasien harian sejak kasus perdana diumumkan pada awal Maret tahun lalu.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.169 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.131 orang.
Angka kasus aktif terus bertambah. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun mandiri. Data ini mencerminkan seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan.
Per 23 Juni 2021, angka kasus aktif ada di 160.524 orang. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebanyak 152.686 orang dan menjadi yang tertinggi sejak 13 Februari 2021.
Lonjakan kasus corona membuat pemerintah mengetatkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatam Masyarakat (PPKM).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum memilih opsi karantina wilayah ataulockdownuntuk menekan penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Menurut Kepala Negara, PPKM bila dijalankan secara murni dan konsekuen akan mampu membatasi aktivitas masyarakat tanpa mengorbankan aspek ekonomi.
"Pemerintah telah memutuskan PPKM Mikro masih menjadi kebijakan paling tepat untuk hentikan laju penularan. Pemerintah melihat bahwa kebijakan PPKM Mikro masih menjadi yang kebijakan yang paling tepat untuk konteks saat ini karena bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat.
"Saya sampaikan bahwa PPKM Mikro danlockdownmemiliki esensi yang sama yaitu membatasi kegiatan masyarakat. Untuk itu tidak perlu dipertentangkan. Jika PPKM mikro terimplementasi dengan baik, tindakan-tindakan di lapangan yang terus diperkuat, semestinya laju kasus bisa terkendali," jelas Jokowi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000