Harga Minyak Naik Lagi, Tertinggi Sejak 2018! Kenapa Nih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 June 2021 09:01
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Ilustrasi Minyak Mentah (REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia masih belum bosan menanjak. Kini harga menyentuh titik tertinggi sejak 2018.

Pada Kamis (24/6/2021) pukul 08:06 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 75,38/barel. Naik 0,25% dibandingkan hari sebelumnya dan berada di posisi tertinggi sejak 30 Oktober 2018.

Sementara harga minyak jenis light sweet tercatat US$ 73,23/barel. Bertambah 0,21% dan membukukan rekor tertinggi sejak 8 Oktober 2018.

Perkembangan dari Amerika Serikat (AS) mendongkrak harga si emas hitam. Pada pekan yang berakhir 18 Juni 2021, stok minyak Negeri Stars and Stripes berkurang 7,6 juta barel menjadi 459,1 juta barel. Jauh lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan penurunan 3,9 juta barel.

"Orang-orang kembali ke mobil mereka. Tingginya permintaan energi menyebabkan tekanan harga," ujar Phil Flynn, Senior Analyst di Price Futures Group yang berbasis di Chicago, sebagaimana diwartakan Reuters.

Halaman Selanjutnya --> AS Sukses Jinakkan Corona

Saat negara-negara lain (termasuk Indonesia) sedang bergulat dengan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), AS sudah relatif lebih lega. Kasus positif memang masih bertambah, tetapi lajunya melambat.

Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positf corona di AS per 23 Juni 2021 adalah 33.230.655 orang, masih jadi yang terbanyak di planet bumi. Bertambah 13.790 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 12.450 orang per hari. Berkurang ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yang bertambah 16.875 saban harinya.

Ini tidak lepas dari vaksinasi anti-virus corona di AS yang begitu cepat. Our World in Data melaporkan, per 19 Juni 2021 sudah 150,42 juta warga AS yang mendapatkan vaksinasi dosis penuh. Ini adalah yang terbanyak di dunia, bahkan India di posisi kedua berjarak sangat jauh.

coronaSumber: Our World in Data

Halaman Selanjutnya --> Warga AS Tak Lagi #dirumahaja

Oleh karena itu, pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden bisa menerapkan pelonggaran pembatasan sosial. Warga yang sudah divaksin sudah bisa beraktivitas di dalam dan luar ruangan tanpa masker. Restoran, bar, bioskop, pusat kebugaran, mal, dan sebagainya juga sudah bisa beroperasi tanpa batasan jumlah pengunjung.

Perkembangan ini membuat rakyat Negeri Adikuasa tidak lagi #dirumahaja. Mobil yang selama setahun ini banyak menganggur kembali dipekerjakan, karena sudah bisa keluar rumah.

Data indeks mobilitas keluaran Apple menunjukkan, pergerakan masyarakat AS dengan mengemudi mengalami peningkatan intensitas yang signifikan. Bahkan sudah di atas hari-hari normal sebelum pandemi.

Ingat, AS adalah negara konsumen minyak terbesar dunia. US Energy Information Administration mencatat konsumsi minyak AS pada 2018 adalah 20,51 juta barel/hari. Ini sudah 20% dari total konsumsi minyak dunia.

Oleh karena itu, perkembangan di AS akan sangat menentukan pasar minyak dunia. Saat permintaan di AS melonjak, maka harga pasti bergerak.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular