
Suku Bunga Bisa Naik di 2022, Spekulan Malah Buang Dolar AS!

Dalam pengumuman kebijakan moneter pekan lalu, The Fed mengindikasikan akan suku bunga bisa naik 2 kali di tahun 2023 masing-masing 24 basis poin hingga menjadi 0,75%.
Hal tersebut terlihat dari Fed Dot Plot, di mana 13 dari 18 anggota melihat suku bunga akan dinaikkan pada tahun 2023. 11 diantaranya memproyeksikan dua kali kenaikan.
Proyeksi kenaikan suku bunga tersebut lebih cepat ketimbang perkiraan yang diberikan bulan Maret lalu, dimana mayoritas melihat suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2024.
![]() |
Selain itu, dalam Fed Dot Plot terbaru, ada 7 anggota yang memproyeksikan suku bunga bisa naik pada tahun 2022.
Artinya, jika perekonomian AS semakin membaik, ada kemungkinan suku bunga akan naik tahun depan, jauh lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.
Tetapi, Ketua The Fed Jerome Powell tidak memberikan ketegasan akan proyeksi kenaikan suku bunga tesebut, malah mensinyalkan pasar agar tidak menganggap Dot Plot tersebut sesuatu yang pasti terjadi.
"Dot Plot bukan alat yang bagus untuk memprediksi kenaikan suku bunga" kata Powell saat konferensi pers pasca pengumuman The Fed.
Sementara itu dalam testimoninya di hadapan Komite Krisis Covid-19 Selasa (22/6/2021) waktu setempat, Powell juga mengatakan hal yang serupa. Inflasi yang tinggi di AS saat ini membuat The Fed diperkirakan akan agresif menaikkan suku bunga. Tetapi, Powell kembali menegaskan inflasi yang tinggi hanya sementara, akibat perekonomian yang kembali dibuka, dengan permintaan yang tinggi tetapi masih belum mampu diimbangi dengan supply.
Dengan inflasi tinggi yang hanya bersifat sementara, maka The Fed tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga.
"Kami tidak akan menaikkan suku bunga hanya karena kekhawatiran kemungkinan percepatan laju inflasi. Kami akan menunggu lebih banyak bukti mengenai inflasi. Percepatan laju inflasi saat ini belum mencerminkan ekonomi secara keseluruhan, tetapi adalah efek langsung dari reopening," jelas Powell.
Hal tersebut membuat dolar AS perlahan kembali melemah di pekan ini. dan ada kemungkinan para spekulan masih terus "membuang" the greenback.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]