Bursa Asia Kompak Cerah, Sayang IHSG Loyo Sendirian

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
23 June 2021 17:07
Investors look at computer screens showing stock information at a brokerage house in Shanghai, China September 7, 2018. REUTERS/Aly Song
Foto: Bursa China (Reuters/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan Rabu (23/6/2021), karena investor merespons positif terkait komentar dari ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) yang tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga acuannya.

Indeks Hang Seng Hong Kong hari ini mendapat giliran memimpin penguatan bursa Asia. Indeks Hang Seng ditutup melesat 1,79% ke level 28.817,07.

Sedangkan indeks Asia lainnya yakni Nikkei Jepang ditutup naik 0,11% ke posisi 28.914,65, Shanghai Composite China tumbuh 0,25% ke posisi 3.566,22, Straits Times Singapura terapresiasi 0,3%, dan KOSPI Korea Selatan menguat 0,38%.

Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup merosot 0,88% ke level 6.034,54.

Melesatnya pasar saham Hong Kong terjadi karena didorong oleh melesatnya saham-saham teknologi, mengikuti penguatan saham-saham teknologi di AS yang menyebabkan indeks Nasdaq berakhir melesat pada perdagangan Selasa (22/6/2021) waktu AS.

Indeks sektor teknologi Hang Seng melonjak 2,62%, sementara sub-indeks dari saham energi Hang Seng naik 1,1%, sektor keuangan berakhir 1,43% lebih tinggi, dan sektor properti naik 1,04%.

Di lain sisi, batu bara kokas berjangka China melonjak lebih dari 5% pada hari ini, memperpanjang kenaikan ke sesi kedua berturut-turut, di tengah kekhawatiran pasokan karena inspeksi keselamatan oleh otoritas menghentikan produksi di beberapa tambang.

Regulator pasar komoditas China baru-baru ini mengirim tim ke berbagai daerah untuk melihat harga komoditas dan pasokan dan akan memantau situasi perusahaan menengah dan hilir.

Sementara itu di Jepang, pelaku pasar merespons positif terkait hasil dari rapat kebijakan moneter bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) periode April yang dirilis hari ini.

Hasil rapat kolega BoJ tersebut menunjukkan bahwa anggota sepakat bahwa langkah-langkah stimulus, terutama di negara maju, dapat menghasilkan laju pemulihan lebih cepat dari yang diharapkan untuk Jepang dan negara-negara lain.

Selera risiko investor meningkat setelah ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell dalam pidatonya di hadapan anggota DPR AS pada Selasa (22/6/2021) menekankan bahwa lonjakan inflasi baka bersifat sesaat (temporer).

Bos bank sentral tersebut menekankan bahwa ekonomi menguat meski masih ada ancaman pandemi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular