
Ekspansi Bisnis Melambat, Kurs Dolar Australia kok Naik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (23/6/2021), padahal ekspansi dunia bisnis yang dilihat dari sektor manufaktur dan jasa sedang melambat.
Penguatan tersebut menunjukkan sentimen terhadap rupiah masih belum stabil, sebabnya apa lagi kalo bukan penyebaran penyakit akibat virus corona (Covid-19).
Melansir data dari Investing, pada pukul 10.50 WIB, dolar Australia menguat 0,18% ke Rp 10.895,59 di pasar spot. Dengan demikian, dolar Australia kini menuju penguatan 3 hari beruntun setelah kemarin menguat tipis 0,07% dan di awal pekan melesat lebih dari 1%.
Markit hari ini melaporkan aktivitas sektor manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) bulan Juni turun menjadi 56,1 dari bulan Mei 60,4. Sementara PMI sektor jasa turun menjadi 51,5 dari sebelumnya 53.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi sementara di atasnya adalah ekspansi.
Pelambatan ekspansi bisnis di Australia terjadi akibat lockdown yang diterapkan di Negara Bagian Victoria di awal bulan ini. Hal tersebut menunjukkan bagaimana cepatnya Covid-19 mempengaruhi dunia usaha jika penyebaranya kembali meluas.
"Momentum pertumbuhan sektor swasta di Australia melambat di bulan Juni, tetapi masih berada di level yang kuat untuk mengindikasikan perkembangan kondisi ekonomi selama masa pemulihan akibat pandemi Covid-19," kata Jing Pang, director asosiasi ekonom di IHS Markit.
Indonesia juga mengalami lonjakan kasus Covid-19 di bulan ini, tetapi pemerintah tidak mengambil kebijakan lockdown, hanya pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Senin lalu, jumlah kasus positif Covid-19 dilaporkan bertambah 14.536 orang per hari, terbanyak sepanjang pandemi sejak Maret tahun lalu. Rekor sebelumnya, 14.518 kasus positif per hari, yang tercatat pada 30 Januari lalu.
Sementara Selasa kemarin, jumlah kasus baru dilaporkan 13.668 orang, menurun dari hari sebelumnya, tetapi masih termasuk tinggi. Sudah enam hari beruntun pasien baru bertambah lebih dari 10.000.
Selama 14 hari terakhir, rata-rata penambahan pasien baru adalah 10.628 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 5.938 orang setiap harinya.
Hal yang patut menjadi perhatian adalah angka kasus aktif yang terus meningkat. Kasus aktif menggambarkan pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun mandiri. Data ini menggambarkan seberapa berat beban yang ditanggung sistem pelayanan kesehatan di suatu negara.
Pada 22 Juni 2021, angka kasus aktif berada di 152.686 orang, bertambah 4.958 dari hari sebelumnya. Angka kasus aktif berada di posisi tertinggi sejak 1 Maret 2021.
Lonjakan kasus Covid-19 tersebut membuat rupiah kesulitan menguat melawan dolar Australia sejak awal pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
