Holding Ultra Mikro! BBRI Siap Gaet 57 Juta Wong Cilik

Putra, CNBC Indonesia
22 June 2021 18:00
Meski BRIsyariah Dimerger, Aset BRI Tetap Tumbuh Positif Di Kuartal I 2021
Foto: BRI (Foto: Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melaksanakan rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dan rencana penyetoran saham dalam bentuk selain uang (Inbreng) oleh Negara Republik Indonesia selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) perseroan

Dengan dua aksi korporasi ini, maka BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro.

Selanjutnya,BBRI bersama-sama dengan Pegadaian dan PNM akan mengembangkan bisnis melalui pemberian jasa keuangan di segmen ultra mikro sehingga akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.

Berdasarkan Keterbukaan Informasi yang dipublikasikan Selasa ini (15/6), manajemen BBRI menyatakan pemerintah bermaksud membentuk Holding Ultra Mikro dengan BBRI sebagai induk dari Pegadaian dan PNM.

Sehubungan dengan itu,BBRI merencanakan Penambahan Modal HMETD dengan keterlibatan Pemerintah di dalamnya melalui HMETD dalam bentuk non tunai.

Berkaitan proses tersebut, Pemerintah akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya (Inbreng") kepada BBRI dalam Pegadaian dan PNM.Rencana PMHMETD atau rights issue BBRI dan rencana Inbreng, selanjutnya, secara bersama-sama disebut rencana transaksi.

Perseroan berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 28.677.086.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50, atau mewakili sebanyak-banyaknya 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Manajemen BBRI mengatakan bahwa sinergi-sinergi baru akan diciptakan dari aksi korporasi ini dimana perseroan akan mampu mencapai pertumbuhan kredit yang lebih lagi pasca integrasi ultra mikro ini.

Selanjutnya biaya kredit (cost of credit) akan turun karena perseroan nantinya akan mampu menggabungkan database klien ketiga perusahaan. Biaya operasi juga nantinya akan dapat ditekan karena digitalisasi dan penggabungan kantor.

Terakhir, cost of finance Pegadaian dan PNM akan mampu ditekan karena mempunyai induk perbankan kuat seperti BBRI. Tentunya nanti dengan adanya aksi korporasi ini akan menciptakan sinergi dan nilai tambah bagi BBRI.

Dengan adanya aksi korporasi ini, nasabah BBRI berpotensi untuk melejit. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan bahwa integrasi ini nantinya akan menyasar 57 juta nasabah Ultra Mikro dan UMKM. Dari jumlah tersebut, 30 juta di antaranya bahkan masih belum memiliki akses keuangan formal.

Menurut rilis BBRI, tercatat 45 juta segmen ultra mikro masih membutuhkan tambahan permodalan dimana hanya 15 juta yang dilayani oleh institusi finansial resmi dimana 3 juta diantaranya dilayani oleh perbankan utamanya BBRI, 3 juta lagi dari Pegadaian, dan sisanya 6 juta dari PNM.

Sedangkan 12 juta segmen ultra mikro masih dilayani oleh permodalan non formal seperti pinjaman dari keluarga sebanyak 7 juta orang dan sisanya 5 juta dilayani oleh Lintah Darat.

Meskipun demikian tentunya sinergi antara ketiga perseroan berpotensi tidak setinggi yang diperkirakan karena banyak klien BRI, Pegadaian, dan PNM merupakan entitas yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular