Gegara Corona, Rupiah Balik Melemah Lawan Dolar Singapura

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 June 2021 12:08
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat cukup tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin (21/6/2021), setelah turun 0,26% sepanjang pekan lalu. Singapura sekali lagi sukses meredam penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), sementara Indonesia justru mengalami lonjakan kasus.

Melansir data Refinitiv, pagi tadi dolar Singapura sempat menguat 0,65% ke Rp 10.740,3/SG$ pagi tadi, sebelum penguatan tersebut terpangkas hingga tersisa 0,2% di Rp 10.692,8/SG$ pada pukul 11:20 WIB.

Singapura pada pertengahan bulan lalu kembali mengetatkan pembatasan sosial. Tetapi pertengahan bulan ini, sudah dilonggarkan kembali karena tekanan Covid-19 mulai mereda.

Pada Senin (14/6/2021) pengetatan kembali dilonggarkan sebab penularan Covid-19 sudah menurun. Pemerintah Singapura sudah mengizinkan kumpul-kumpul di luar ruangan dengan maksimal lima orang. Lebih banyak dibandingkan aturan sebelumnya yaitu paling banyak dua orang.

Selain itu, warga Singapura juga sudah boleh makan-minum di restoran, Pusat kebugaran juga sudah boleh kembali beroperasi. Namun karyawan masih disarakan untuk bekerja dari rumah (work from home).

"Kita harus belajar untuk hidup berdampingan dengan virus ini dan kemudian sebisa mungkin menekan penyebaran dan meminimalkan terjadinya klaster-klaster penyebaran baru," kata Lawrence Wong, Menteri Keuangan Singapura, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara Indonesia baru mengalami lonjakan kasus Covid-19. Dalam 4 hari terakhir, penambahan kasus per hari lebih dari 12 ribu orang, bahkan pada hari ini Minggu (20/6/2021) jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 13.737 orang.

Penambahan tersebut merupakan yang tertinggi sejak 30 Januari lalu, ketika mencatat rekor tertinggi 14.518.

Rata-rata penambahan kasus dalam 2 pekan terakhir sebanyak 9.562 naik hingga 66% dibandingkan rata-rata 3 pekan sebelumnya 5.772 kasus.

Lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir tentunya membuat pelaku pasar cemas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat bisa kembali diterapkan. Apalagi provinsi DKI Jakarta mencatatkan kenaikan angka positif virus Corona sangat signifikan, bahkan mencatat rekor tertinggi selama pandemi. Jumlah pasien yang terpapar positif Covid-19 hari ini dilaporkan sebanyak 5.582 kasus.

Jika PPKM diketatkan, maka pemulihan ekonomi terancam tersendat lagi, yang tentunya dapat memukul rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular