IHSG-Rupiah Nyungsep Karena Corona, RI Kudu Tiru India!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2021 11:12
Vaksinasi di Stasiun Bogor, Kamis (17/6/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Vaksinasi di Stasiun Bogor, Kamis (17/6/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) jadi topik utama di pasar keuangan Indonesia hari ini. Lonjakan kasus positif membuat investor kurang nyaman menanamkan modal di pasar keuangan Ibu Pertiwi.

Pada awal Sesi I perdagangan hari ini, Senin (21/6/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 1,58% pada pukul 09:21 WIB. Beberapa menit sebelumnya, koreksi IHSG nyaris menyentuh 2%.

Belum 30 menit perdagangan saham dibuka, investor asing sudah melakukan aksi jual. Pada pukul 09:24 WIB, nilai jual bersih investor asing tercatat Rp 18,03 miliar di pasar reguler.

Arus modal keluar (capital outflow) ini kemudian berdampak ke nilai tukar rupiah. Pada pukul 09:25 WIB, rupiah melemah 0,21% di hadapan dolar Amerika Serikat di mana US$ 1 dibanderol Rp 14.400.

Sepertinya investor (dan seluruh rakyat Indonesia) cemas melihat perkembangan pandemi virus corona. Per 20 Juni 2021, jumlah pasien positif corona tercatat 1.989.909 orang. Bertambah 13.737 orang (0,7%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Tambahan pasien positif 13.737 orang dalam sehari adalah yang tertinggi sejak 30 Januari 2021. Sementara laju pertumbuhan 0,7% menjadi yang tercepat sejak 23 Februari 2021.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 9.562 orang dalam sehari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.773 orang per hari.

Selama dua pekan terakhir, pertumbuhan pasien positif adalah 0,5% saban harinya. Lebih cepat daripada rerata dua minggu sebelumnya yakni 0,32% per hari.

Tidak hanya itu, angka kasus aktif pun melejit. Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, apakah di fasilitas kesehatan maupun karantina mandiri. Data ini memberi gambaran seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan di suatu negara.

Per 20 Juni 2021, jumlah kasus aktif corona di Indonesia adalah 142.719 orang. Ini adalah yang tertinggi sejak 10 Maret 2021.

coronaSumber: Worldometer
corona

"Kasus Covid-19 kembali meningkat tajam. Tingkat okupansi rumah sakit di Jakarta sudah melewati 75%. Ini meningkatkan risiko pengetatan akan kembali diberlakukan," kata Gareth Leather, Ekonom Senior Asia di Capital Economics, seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> India Kebut Vaksinasi

Sudah banyak pihak yang khawatir ledakan kasus corona bisa membuat Indonesia senasib dengan India. Belum lama ini, India menghebohkan dunia karena jumlah pasien positif dan meninggal dunia yang meningkat tajam.

Namun, kini situasi di Negeri Bollywood mulai agak kalem. Ya, angka kasus positif sudah menunjukkan penurunan.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien positif corona di India adalah 84.889 orang per hari. Jauh menurun ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 181.597 orang per hari.

Angka kasus aktif pun terus berkurang. Pada 20 Juni 2021, jumlah kasus aktif adalah 709.668 orang. Sudah turun 81,05% dibandingkan puncaknya yang terjadi pada 9 Mei 2021, di mana kasus aktif mencapai 3.745.946 orang.

coronaSumber: Worldometer

Kunci keberhasilan India meredam penyebaran virus corona adalah mempercepat vaksinasi. Per 19 Juni 2021, rata-rata tujuh harian vaksinasi adalah 3.531.464 dosis per hari. Pada awal bulan lalu, angkanya 'hanya' 2.369.239 dosis per hari.

Kini sudah lebih dari 49 juta penduduk India mendapatkan vaksin dala dosis penuh. Terbanyak kedua di dunia, hanya kalah dari Negeri Paman Sam.

coronaSumber: Our World in Data

Halaman Selanjutnya --> Soal Vaksinasi, Indonesia Harus Tiru India

Dulu kita tentu tidak mau mengalami seperti India, Namun sekarang sepertinya kita harus meniru India.

Vaksinasi anti-virus corona di Indonesia memang terus digenjot. Per 19 Juni 2021, rata-rata tujuh harian vaksinasi ada di 497.560 dosis per hari, ini adalah rekor tertinggi.

Akan tetapi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya target vaksinasi bisa mencapai 1 juta dosis per hari. Angka yang sekarang masih jauh, separuhnya saja belum.

Mengutip riset terbaru Citi, apabila angka rerata vaksinasi yang saat ini bisa dipertahankan, maka warga di kota-kota besar bisa 'diamankan' pada akhir kuartal IV-2021. Namun kalau melorot ke kisaran 300.000 dosis per hari, maka baru bisa tercapai pada kuartal I-2022.

"Kami memperkirakan potensi pertumbuhan ekonomi masih sangat besar apabila vaksinasi di kota-kota besar sudah selesai. Apalagi kalau perkantoran sudah bisa menambah rasio pekerja yang bekerja di kantor," sebut Helmi Arman, Ekonom Citi, dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Duh! Gegara Omicron, Kasus Covid RI Melonjak Gak Karuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular