PDB "Dimakan" Corona Lagi, BoJ Perpanjang Stimulus Moneter

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 June 2021 15:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Jepang kembali merosot memasuki tahun 2021 akibat kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali menanjak sejak akhir tahun lalu. Dampaknya, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) memperpanjang program pembelian aset dan pinjaman lunak yang seharusnya berakhir pada September.

Hal tersebut diungkapkan dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini. Program tersebut akan diperpanjang selama 6 bulan hingga Maret 2022.

Selain itu, BoJ tidak ada merubah kebijakannya, suku bunga tetap -0,1% dan yield obligasi tenor 10 tahun di dekat 0%.

Di kuartal I-2021, produk domestik bruto (PDB) Jepang mengalami kontraksi 3,9% (annualize) padahal dua kuartal sebelumnya mencatat pertumbuhan 2,8% dan 5,3%.

Kembali terpuruknya perekonomian Jepang terjadi akibat kasus Covid-19 yang mengalami kenaikan sejak bulan November tahun lalu. Bahkan di awal Januari 2021, kasus per harinya mencatat rekor lebih dari 7.000 kasus per hari.

Pemerintah Jepang di bawah pimpinan Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga, berhasil menekan kasus per hari mendekati 1.000 di akhir Februari setelah mendeklarasikan status darurat di beberapa perfektur, termasuk Tokyo. Status darurat tersebut membatasi aktivitas warganya dan berlangsung pada periode 8 Januari hingga 7 Februari.

Status darurat yang membuat aktivitas masyarakat dibatasi akhirnya kembali memukul perekonomian Jepang.

Namun, sejak akhir Maret kasus Covid-19 kembali menanjak hingga sekali lagi lebih dari 7.000 kasus per hari di awal Mei. Status darurat pun kembali berlalu, dan diperkirakan baru akan dilonggarkan pada hari Minggu nanti.

Akibatnya, PDB Jepang berisiko terkontraksi lagi di kuartal II-2021, sehingga BoJ memperpanjang program penanggulangan pandeminya hingga Maret tahun depan.

"Perekonomian Jepang mulai membaik, meski situasinya masih parah akibat pandemi Covid-19 di dalam dan luar negeri," tulis pernyataan BoJ saat pengumuman kebijakan moneter hari ini.

Perpanjangan program pandemi tersebut sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Tetapi BoJ juga memberikan kejutan dengan mengumumkan peningkatan pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim.

Melalui program tersebut, BoJ akan memberikan pendanaan bagi perbankan yang meningkatkan pinjaman serta investasi ke aktivitas yang bertujuan mengatasi perubahan iklim.
BoJ mengatakan perubahan iklim tersebut akan berdampak yang besar bagi aktivitas ekonomi dalam jangka menengah dan panjang.

"Masalah perubahan iklim dapat memberikan dampak yang sangat besar bagvi perekonomian, inflasi dan kondisi finansial dalam jangka menengah dan panjang" tulis BoJ.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masalah Suku Bunga, Bank Sentral Jepang Ketinggalan Jauh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular