
Pandemi Memburuk, IHSG Lewati Level Psikologi 6.000 di Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (18/6/2021) dan terlempar menembus level psikologis 6.000, menyusul lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri dan penurunan harga komoditas global.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 5.958,015 atau drop 110,4 poin (-1,82%) dan tak sekalipun sempat menjilat teritori positif. Sejak pembukaan, indeks acuan bursa nasional tersebut terdepresiasi 0,05% ke 6.065,52.
IHSG menyentuh level terendah harian di 5.944,053. Nilai transaksi bursa sedikit menguat yakni di kisaran Rp 8 triliun yang melibatkan 16 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 940.000-an kali. Sebanyak 466 saham melemah, 157 lainnya stagnan dan 67 sisanya naik.
Aksi jual terjadi menyusul lonjakan kasus Corona. Per Kamis kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan total pasien positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 1.950.276 orang, bertambah 12.624 orang dari hari sebelumnya, menjadi kenaikan harian tertinggi sejak 30 Januari 2021.
Perkembangan ini membuat rata-rata tambahan pasien positif 14 hari terakhir menjadi 8.082 orang/hari, atau melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.588 orang/hari. Fasilitas Kesehatan di Indonesia pun diprediksi bisa tumbang dalam waktu 2-4 minggu jika pengendalian pandemi tidak diperketat.
Melihat kondisi pemburukan tersebut, risiko pemerintah melakukan pengetatan aktivitas masyarakat pun kian terbuka lebar. Jika kebijakan tersebut diambil, tak pelak aktivitas ekonomi akan tertekan dan memicu kontraksi berkelanjutan pada kuartal II-2021.
Kondisi tersebut mendorong investor asing merealisasikan keuntungan mereka, sehingga mencetak penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 99,7 miliar. Saham yang terkena penjualan asing terbesar adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang drop 6,8% menjadi Rp 2.870/saham.
Harga emas memang lagi drop hingga nyaris 5% lebih ke US$1.774,8 per troy ons. Pemicunya adalah kenaikan harga dolar Amerika Serikat (AS) dan langkah pemerintah China melepas stok komoditas logam mereka, untuk mengendalikan harga agar tidak memicu inflasi di negerinya.
Sebaliknya, aksi beli asing menimpa saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 45,3 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pembelian asing sebesar Rp 42 miliar. Kedua saham BUMN tersebut melemah, masing-masing sebesar 1,5% dan 1%, menjadi Rp 3.300 dan Rp 3.990 per unit.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merajai dari nilai transaksi, yakni sebesar Rp 444,5 miliar diikuti saham anak usahanya yakni PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) sebesar Rp 303,3 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentimen Pulih, IHSG Tembus 6.000 di Akhir Trading Sesi 1