Sentimen Pulih, IHSG Tembus 6.000 di Akhir Trading Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
02 June 2021 11:51
Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Rabu (2/6/2021) dengan melaju di teritori positif, dan sukses bertengger kembali di level psikologis 6.000.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.009,903 atau melesat 62,4 poin (+1,05%). Aksi tembus level psikologis 6.000 itu sudah terjadi bahkan pada pembukaan pagi yang melesat 0,93% ke 6.002,48 pada menit pertama pembukaan.

Indeks acuan bursa saham nasional tersebut menyentuh level tertinggi perdagangan hari ini di level 6.029,205 yang disentuh 30 menit setelah pembukaan. Nilai transaksi bursa tercatat pulih, dengan total Rp 9,2 triliun dan melibatkan 12 miliaran saham yang berpindah tangan 799.000-an kali.

Sebanyak 339 saham naik, 150 melemah dan 150 sisanya stagnan. Investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 513,9 miliar di pasar reguler, atau dua kali lipat dari rata-rata nilai bersih per hari yang dicetak 2 pekan terakhir.

Saham yang diburu investor asing terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 208,6 miliar dan Rp 70,4 miliar. Kedua saham bluechip tersebut kompak menguat masing-masing sebesar 1,25% dan 6,7% menjadi Rp 32.275 dan Rp 1.190/saham.

Sebaliknya, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi sasaran utama aksi jual asing, dengan nilai penjualan bersih (net sell) masing-masing sebesar Rp 43,9 miliar dan Rp 40,8 miliar.

Saham emiten menara telekomunikasi ini melesat 5% atau 130 perak menjadi Rp 2.720/unit, sementara saham bank yang paling menguntungkan tersebut menguat 0,47% atau 20 poin ke Rp 4.280/unit.

Namun sama seperti perdagangan Senin kemarin, BBRI menduduki posisi sebagai saham yang paling ramai ditransaksikan dengan total nilai Rp 806 miliar. Saham BBCA menyusul, dengan nilai transaksi Rp 550,3 miliar.

Sentimen positif berasal dari dalam negeri, di mana IHS Markit merilis indeks aktivitas sektor manufaktur per Mei yang menguat, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Indonesia periode tersebut di level 55,3 atau melesat dibandingkan April (54,6).

Angka PMI di atas 50 mengindikasikan ekspansi, dan di bawah itu menunjukkan kontraksi. PMI manufaktur bulan Mei tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Republik ini, menggeser angka pada April yang juga sempat menjadi yang tertinggi sepanjang masa.

Terus meningkatnya ekspansi sektor manufaktur tentunya menjadi kabar bagus bagi Indonesia, dan memperkuat optimisme akan lepas dari resesi di kuartal II-2021. Sektor manufaktur berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pandemi Memburuk, IHSG Lewati Level Psikologi 6.000 di Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular