
Tambah Modal, BTN Rencanakan Rights Issue di 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (BBTN) menargetkan bisa melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue) pada awal tahun depan.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan penambahan modal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menyalurkan kredit.
"Di luar itu program yang kami masukkan di awal 2022 adalah penambahan modal BTN karena kami memang sangat membutuhkan penambahan modal untuk mengoptimalkan kapasitas penyaluran kredit," kata Haru dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (17/6/2021).
Dia mengungkapkan saat ini kapasitas modal perusahaan masih sangat terbatas. Hingga akhir Maret 2021, capital adequacy ratio (CAR) perusahaan hanya mencapai 17%. Sedangkan dari sisi modal tier 1 pemenuhannya hanya 12%.
"Jadi dengan penambahan modal kapasitas untuk memberikan pinjaman bisa lebih besar," imbuhnya.
Untuk diketahui, Bank BTN telah menyalurkan kredit PEN per Mei 2021 senilai Rp 54,41 triliun. Jika dirinci, pada penempatan periode pertama dan kedua, Bank BTN telah menyalurkan dana PEN tersebut kepada 108 ribu debitur dengan nominal mencapai Rp36,6 triliun per 31 Desember 2020.
Mayoritas penyaluran kredit bermuara pada sektor perumahan atau mencapai 85% dari portofolio. Dana PEN tersebut juga disalurkan dalam bentuk kredit ke 33 provinsi di Indonesia.
Untuk penempatan dana PEN tahap ketiga telah disalurkan Bank BTN kepada lebih dari 53 ribu debitur dengan total kredit sekitar Rp17,81 triliun per 4 Mei 2021. Dari total penyaluran kredit tersebut, sebanyak 93% disalurkan ke sektor perumahan.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rights Issue, Laba BTN Moncer Hingga November 2022