IHSG Loyo, Asing Beli Saham MDKA-BMRI & Jual PGAS-BBCA

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
17 June 2021 16:50
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Kamis (17/6/2021), mengikuti pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan sebagian besar bursa saham Asia.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,17% ke level 6.068,45.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali naik menjadi Rp 13,5 triliun. Sebanyak 179 saham naik, 327 saham turun dan 145 sisanya flat.

Investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebanyak Rp 181 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat melepas cukup besar, yakni sebesar Rp 814 miliar, sehingga jika ditotal, maka asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 633 miliar.

Dari daftar net buy, asing tercatat memborong beberapa saham hingga lebih dari Rp 100 miliar. Bahkan asing juga memborong dua saham bank big cap pada hari ini. Namun sayangnya hal itu tidak dapat mendorong IHSG berakhir di zona hijau pada hari ini.

Adapun dua saham bank big cap tersebut yakni saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Berikut saham-saham yang diborong oleh investor asing pada hari ini.

Asing juga tercatat melepas beberapa saham bank big cap pada hari ini, yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini. Keputusan yang sesuai dengan ekspektasi pasar.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17Juni 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI7-Day Reverse Repo Ratesebesar 3,5%, suku bungaDeposit Facilitysebesar 2,75%, dan suku bungaLending Facilitysebesar 4,25%," sebut Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai RDG, Kamis (17/6/2021).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat.

IHSG ikut melemah bersama dengan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan sebagian besar bursa saham Asia, setelah pelaku pasar global kecewa dengan sikap dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari ekspektasi.

Sentimen pasar global didominasi oleh reaksi negatif atas hasil rapat The Fed di mana bank sentral terkuat di dunia tersebut menaikkan ekspektasi inflasi pada tahun 2021 dan memperkirakan penaikan suku bunga acuan bisa dilakukan secepatnya pada 2023.

Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) tak mengubah suku bunga acuannya (Fed Funds Rate) di level mendekati nol, yakni 0-0,25%, tetapi mengindikasikan bahwa kenaikan bisa terjadi secepatnya pada 2023.

Padahal pada Maret lalu, Ketua The Fed, Jerome Powell menyatakan tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan setidaknya sampai dengan 2024. Dokumen dot plot yang menunjukkan ekspektasi anggota FOMC mengindikasikan bahwa kenaikan bisa terjadi dua kali pada 2023.

Powell juga tak memberikan acuan mengenai kapan pengurangan pembelian (tapering) obligasi dari pasar sekunder bakal dimulai. Dia hanya menyatakan bahwa pemulihan ekonomi terus dipantau dan akan membuat "pemberitahuan awal" sebelum mengumumkan kebijakan tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular