
Anjlok Nyaris 1%, Rupiah Melemah 4 Hari & Terburuk Asia

Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan kebijakan moneter pada hari ini. BI memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini. Keputusan yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Juni 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," sebut Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai RDG, Kamis (17/6/2021).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat
Perry juga menyinggung masalah tapering yang menurutnya tidak akan terjadi di tahun ini.
"Kami melihat tapering The Fed tidak terjadi tahun ini. Akan terus kami pantau kalau ada indikator-indikator baru jika ada perubahan, tetapi kemungkinan tapering akan dilakukan tahun depan," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juni 2021, Kamis (17/6/2021).
Menurut Perry, The Fed akan memulai tapering dengan mengurangi pembelian surat berharga, ini kemungkinan diterapkan pada kuartal I-2021. Kemudian suku bunga acuan diperkirakan baru naik pada 2023.
Oleh karena itu, lanjut Perry, BI akan terus bersiap agar Indonesia mampu menghadapi gejolak akibat tapering off. Caranya adalah melakukan stabilisasi di pasar agar nilai tukar rupiah tetap terjaga.
"Kami akan optimalkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dan berkoordinasi dengan pemerintah agar pengaruh ke yield SBN (Surat Berharga Negara) dalam batas-batas yang normal. Ini sudah kita lakukan sejak awal pandemi Covid-19 dan saat ada kenaikan yield US Treasury Bonds pernah mencapai 1,9%. Ini langkah-langkah yang terus kami lakukan. Dengan langkah-langkah itu, kami masih akan mengarahkan kebijakan moneter dan likuiditas, makroprudensial mendukung pemulihan ekonomi nasional," jelas Perry.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
