Saham Bank Salim Melambung Tinggi, Grup MNC-Lippo Ambles

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
17 June 2021 11:58
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan Grup Salim PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) dan saham emiten yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir PT Mahaka Media Tbk (ABBA) berhasil menjadi jawara pada paruh pertama perdagangan sesi I, Kamis (17/6/2021).

Berbeda nasib, saham emiten holding Grup MNC PT MNC Investama Tbk (BHIT) dan saham Grup Lippo PT Multipolar Tbk (MLPL) terpaksa ambles sebagai top losers kali ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melorot ke zona merah. IHSG turun 0,22% ke posisi 6.065,403 pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (17/6).

Menurut data BEI, ada 165 saham naik, 309 saham melemah dan 157 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,09 triliun dan volume perdagangan mencapai 15,03 miliar saham.

Investor asing pasar saham Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 63,94 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 5,43 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (17/6).

Top Gainers

  1. Limas Indonesia Makmur (LMAS), saham +33,33%, ke Rp 72, transaksi Rp 7,1 M

  2. Bank Ina Perdana (BINA), +24,75%, ke Rp 2.470, transaksi Rp 25,5 M

  3. Smartfren Telecom (FREN), +14,95%, ke Rp 123, transaksi Rp 619,5 M

  4. Digital Mediatama Maxima (DMMX), +8,91%, ke Rp 1.405, transaksi Rp 54,4 M

  5. Mahaka Media (ABBA), +8,41%, ke Rp 232, transaksi Rp 17,1 M

Top Losers

  1. Sunindo Adipersada (TOYS), saham -6,50%, ke Rp 115, transaksi Rp 8,5 M

  2. MNC Investama (BHIT), -6,48%, ke Rp 101, transaksi Rp 5,3 M

  3. Prima Alloy Steel Universal (PRAS), -6,25%, ke Rp 240, transaksi Rp 26,8 M

  4. Bank Ganesha (BGTG), -4,57%, ke Rp 167, transaksi Rp 7,2 M

  5. Multipolar (MLPL), -3,87%, ke Rp 745, transaksi Rp 345,6 M

Saham BINA melonjak 24,75% ke Rp 2.470/saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 25,5 miliar. Dengan ini saham BINA berhasil mencatatkan reli penguatan selama 5 hari perdagangan beruntun.

Alhasil, dalam sepekan saham ini melejit 34,97%, sementara dalam sebulan melesat 27,98%.

Sentimen terbaru yang mempengaruhi gerak saham BINA ialah terkait rencana penambahan modal melalui rights issue yang sudah disetujui oleh pemegang saham dan kemungkinan Anthoni Salim menambah kepemilikannya di BINA.

Hal ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Ina Perdana untuk tahun buku 2020. Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dengan disetujuinya rights issue ini, Anthoni Salim, selaku ultimate shareholder berpeluang menambah porsi kepemilikan sahamnya pada Bank Ina.

Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu, mengatakan, para pemegang saham perseroan yang saat itu tercatat besar kemungkinan menyerap HMETD tersebut.

Komposisi kepemilikan saham perseroan saat ini; PT Indolife Pensiontama memegang 22,47 persen, PT Gaya Hidup Masa Kini mengempit 9,98 persen, PT Philadel Terra Lestari menguasai 7,53 persen, PT Samudera Biru, 16,51 persen.

Selanjutnya, Trustee Of NS Financial Fund yang dikelola DBS Bank Ltd 10,49 persen, Asean Financial yang dikelola Liontrust 18,29 persen, dan sisanya oleh masyarakat. Pemegang saham pengendali penerima manfaat terakhir atau ultimate shareholder adalah Anthoni Salim.

Selain saham BINA, saham ABBA juga mencuat 8,41% ke Rp 232/saham. Nilai transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 17,1 miliar. Kenaikan ini membuat saham ABBA berhasil rebound dari koreksi sejak 2 hari lalu.

Dalam sepekan saham ABBA naik 2,65%, demikian pula dalam sebulan sebesar 2,65%.

Sementara, saham BHIT ambles hingga 6,48% ke Rp 108/saham. Ini membuat saham BHIT anjlok lebih dari 6% selama 5 hari beruntun dengan 3 di antaranya ARB.

Dalam sepekan saham ARB anjlok 29,37%, sementara dalam sebulan membumbung tinggi 98,04%.

Saham MLPL juga tersungkur 3,87% ke Rp 745/saham. Koreksi ini terjadi lantaran para pelaku pasar mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking), setelah kemarin saham MLPL melonjak 14,81%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular