
The Fed Berubah Jadi Elang, Dolar AS Terbang!

Proyeksi berbagai indikator plus dotplot terbaru mencerminkan bahwa ekonomi Negeri Adidaya semakin membaik, semakin pulih setelah dihantam keras oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Perkembangan ini membuat The Fed semakin berani dalam mewacanakan pengetatan kebijakan (tapering off).
"Sangat bahagia melihat ekonomi dibuka kembali dan orang-orang bisa menjalani kehidupan mereka. Siapa yang tidak mau melihat itu?" ujar Powell dalam konferensi pers usai rapat, seperti dikutip dari Reuters.
Powell kembali menegaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan dan pengurangan quantitative easing baru akan dilakukan jika ekonomi sudah benar-benar dirasa sehat. "Ketika itu terjadi, di mana sudah tercipta kondisi siap lepas landas, itu akan menjadi sinyal bahwa pemulihan sudah kuat dan tidak lagi membutuhkan suku bunga mendekati 0%," tambah Powell.
Melihat Ketua Powell dan sejawat yang sepertinya semakin hawkish, pelaku pasar pun menjauh dari aset-aset berisiko. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham AS ditutup merah di mana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,77%, S&P 500 terpangkas 0,54%, dan Nasdaq berkurang 0,24%.
"Melihat dotplot terbaru, yang memperkirakan suku bunga acuan bisa naik dua kal pada 2023, The Fed sepertinya kian hawkish. Wajar pasar bereaksi seperti ini," kata Daniel Ahn, Chief US Economist di BNP Paribas, seperti diberitakan Reuters.
Aura tapering off yang semakin terasa membuat investor bermain aman dengan memburu dolar AS. Permintaan yang membeludak membuat dolar AS menguat.
Pada pukul 07:54 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,36%. So, tidak heran rupiah jadi lemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)