Rupiah Melemah 3 Hari Beruntun, Kini Terlemah di Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 June 2021 16:17
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Setelah The Fed mengumumkan kebijakan moneter, ada Bank Indonesia (BI) yang juga melakukan hal yang sama. Artinya, BI bisa merespon pengumuman kebijakan The Fed.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat.

Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menghantam Indonesia, BI bergerak cepat dengan memangkas suku bunga acuan habis-habisan. Pada awal 2020, BI 7 Day Reverse Repo Rate masih berada di 5% dan kini sudah 3,5%, terendah dalam sejarah suku bunga acuan Indonesia. Artinya, BI sudah memotong suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps).

Selain penurunan suku bunga acuan, BI juga memberikan berbagai stimulus buat perekonomian nasional. Sejak awal tahun hingga 21 Mei 2021, BI telah menggelontorkan likuiditas (quantitative easing) sebesar Rp 88,91 triliun. Sepanjang 2020, nilai quantitative easing mencapai Rp 726,57 triliun.

Plus, BI juga menambah likuiditas di perekonomian (sekaligus ikut berkontribusi dalam pendanaan anggaran negara) dalam bentuk pembelian obligasi pemerintah. Tahun lalu, nilai pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh BI adalah Rp 473,42 triliun dan tahun ini hingga 8 Juni 2021 nilainya adalah Rp 15,87 triliun.

Kemudian, BI juga melonggarkan ketentuan kredit buat rumah tangga. Fasilitas bebas uang muka untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) masih berlaku.

Sementara itu, Ekonom Senior, Mirza Adityaswara juga memproyeksi Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan pada level 3,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juni 2021.

Mirza yang juga merupakan Eks Deputi Gubernur Senior BI mengungkapkan, bahwa kebijakan moneter bank sentral menitikberatkan pada tiga hal, yakni inflasi, neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.

Ia juga mengatakan penurunan suku bunga sudah cukup. Sekarang terpenting, kata dia adalah mempertahankan vaksinasi rate yang harus ditingkatkan, protokol kesehatan dijaga. Sehingga aktivitas ekonomi bisa berjalan normal.

"Yang penting bahwa masalah Covid teratasi dan kesejahteraan masyarakat bisa dipulihkan," tuturnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular