Analisis Teknikal

Galau di Sesi Pertama, Hati-hati IHSG Longsor di Sesi Kedua

Putra, CNBC Indonesia
16 June 2021 13:26
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (16/6/2021), di tengah tarik-ulur sentimen antara pemulihan sektor manufaktur dan penambahan kasus Covid-19.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, indeks tersebut berakhir di level 6.087,933 atau tertekan 1,1 poin (-0,02%) setelah sempat menguat dan menyentuh level psikologis 6.100 dengan level tertinggi harian berada di 6114,096. Koreksi terjadi 10 menit terakhir jelang penutupan sesi pertama.

Pada awalnya, IHSG dibuka terkoreksi 0,29% ke 6.071,43 dan sempat menyentuh level terendah harian di 6.049,575. Namun, indeks acuan bursa nasional tersebut berbalik ke teritori positif selang 20 menit kemudian.

Nilai transaksi bursa masih terbatas dengan total Rp 6,7 triliun melibatkan 9 miliaran saham yang berpindah tangan 670.000-an kali. Sebanyak 282 saham melemah, 194 lainnya naik, dan 154 sisanya stagnan.

Sentimen negatif masih bersumber dari dalam negeri berupa kenaikan kasus Covid-19 terutama di DKI Jakarta, yang memaksa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di Ibu Kota. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Selasa (15/6/2021) hingga pukul 12:00 WIB, kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1,927 juta orang.

Dalam apel akbar penanganan pandemi tadi malam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa okupansi Wisma Atlet yang digunakan untuk menampung pasien penderita Covid-19 telah mencapai 75%, dari semula posisi 5 Juni sebanyak 45%.

Jika situasi ini berlarut, maka target pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 sebesar 8% yang dipatok Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bakal meleset. Padahal, optimisme muncul berkat nilai impor Mei yang melesat 66,68%, mengindikasikan permintaan barang modal dan bahan baku untuk keperluan manufaktur meningkat.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.025.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 56 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular