Analisis Teknikal

Waspada Taper Tantrum! IHSG Kayaknya Bakal Merah Hari Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 June 2021 08:45
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin sempat melemah nyaris 0,5% ke 6.051,245, sebelum berbalik menguat 0,14% ke 6.089,038.

Data ekspor-impor yang Indonesia yang melonjak membantu IHSG menguat, tetapi pada perdagangan Rabu (16/6/2021) patut waspada sebab pelaku pasar akan berhati-hati jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Bank sentral AS (The Fed) akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Dengan inflasi yang tinggi, isu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) menjadi semakin menguat, meski The Fed sebelumnya menegaskan inflasi tinggi hanya sementara.

Salah satu investor papan atas Paul Tudor Jones menyatakan apa yang dikatakan The Fed tidak masuk akal baginya.

Menurut pendiri Tudor Investment ini, jika The Fed sekali lagi mengabaikan tingginya inflasi di AS, maka ia akan memborong komoditas, mata uang kripto serta emas.

"Jika The Fed mengatakan 'kami berada di jalur yang tepat, semua baik-baik saja', maka saya akan all in untuk aset-aset yang ditopang inflasi. Saya mungkin akan membeli komoditas, mata uang kripto, dan emas," tambah Jones.

Namun, Jones juga memperingatkan akan terjadinya taper tantrum jika The Fed tidak lagi mengatakan inflasi yang tinggi bersifat sementara.

"Jika mereka mengatakan 'kami sudah memiliki data, kami sudah mencapai tujuan, atau kami berada di jalur yang sangat cepat untuk mencapai target full employment, maka kalian akan menghadapi taper tantrum. Kalian akan melihat aksi jual di aset fixed income, begitu juga pasar saham yang akan mengalami koreksi," kata Jones.

Secara teknikal, seandainya IHSG kemarin melemah akan membentuk pola three black crow, yang merupakan sinyal berlanjutnya penurunan.

IHSG yang berhasil bangkit dan berbalik menguat setelah 2 hari melemah berhasil menggagalkan pola tersebut. Sehingga ruang penguatan IHSG hari ini masih terbuka meski secara fundamental tekanan akan cukup besar.

Rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) yang menjadi resisten kuat di kisaran 6.110 hingga 6.120 masih menjadi target penguatan terdekat.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sebelum Selasa kemarin, MA 100 sukses menahan penguatan IHSG selama 2 hari. Jika mampu ditembus dan IHSG mengakhiri perdagangan di atasnya, maka peluang melaju kencang terbuka lebih lebar. Target terdekat di kisaran 6.175.

Sementara itu indikator stochastic pada grafik harian bergerak naik dan berada di kisaran 71, masih belum mencapai wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Posisi support masih sama dengan kemarin, yang terdekat di kisaran 6.080, jika ditembus IHSG berisiko turun ke level 6.030 sebelum menuju level psikologis 6.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular