
Rupiah Melemah ke Rp 14.200/US$, Besok Siap Balas Dendam!

Bank sentral AS (The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia tentunya membuat para trader mata uang tentunya berhati-hati, sebab isu tapering masih membayangi. Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE). Saat itu dilakukan, maka aliran modal akan kembali ke AS, dan negara emerging market yang berisiko paling terpukul.
Rupiah sendiri pernah merasakan ganasnya tapering pada tahun 2013 lalu.
Hasil survei dari Reuters terhadap 50 ekonom menunjukkan sebanyak 26% memperkirakan The Fed akan mengumumkan tapering pada bulan Agustus saat pertemuan Jackson Hole. Kemudian 32% memprediksi pengumuman baru akan dilakukan bulan September, dan 42% memperkirakan setelah September.
"Kami memperkirakan akan mendengar petunjuk lebih jelas pada pertemuan Jackson Hole jika The Fed mulai membahas mengenai tapering dan akan semakin berkembang di bulan September saat rapat kebijakan moneter," kata James Knightley, kepala ekonom internasional di ING, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (11/6/2021).
Kemudian, survei yang sama menunjukkan 58% atau 26 dari 45 ekonom memperkirakan tapering akan mulai dilakukan pada kuartal I-2021.
Sementara untuk besarnya, The Fed diperkirakan akan mengurangi QE sebesar US$ 20 miliar dari US$ 120 miliar per bulan.
Meski demikian, bukan tidak mungkin The Fed mengumumkan tapering lebih cepat, atau setidaknya menyatakan sudah mulai membahas tapering. Hal tersebut tentunya memberikan dampak yang cukup signifikan di pasar finansial, sehingga pelaku pasar cenderung berhati-hati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
