Salip Asing! Ritel Kuasai 60% Transaksi Saham di Bursa RI

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 June 2021 14:40
Paparan Publik PT Pollux Properti Indonesia Tbk, BEI, 5 September 2019/Foto: Pollux
Foto: Ilustrasi investor ritel/Foto: Pollux

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan hingga Mei 2021 perdagangan saham di dalam negeri didominasi oleh investor ritel dengan porsi sebesar 60% dari nilai transaksi.

Tingginya porsi investor ritel ini sudah tergambar di tahun lalu di mana investor ritel menyumbang 48,4% dari total aktivitas transaksi yang dilakukan di bursa Rp 9,2 triliun.

Persentase ini melonjak untuk pertama kalinya di atas 40% dalam 5 tahun terakhir dan ini berlanjut di tahun 2021 dengan dominasi investor ritel semakin terlihat dengan porsi mencapai hampir 60% per akhir Mei 2021.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan 2020 menjadi tahun kebangkitan investor domestik, terutama investor ritel. Bahkan, hingga Mei 2021 terjadi kenaikan investor ritel hingga 2,4 juta investor saham dan 5,37 juta investor pasar modal (termasuk saham, reksa dana, dan surat utang).

"Investor ritel membukukan aktivitas transaksi yang besar yakni mencapai 48,4% dari total rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp 9,2 triliun di tahun lalu. [Kenaikan] Ini berlanjut di tahun 2021 di mana dominasi investor ritel semakin terlihat dengan porsi mencapai hampir 60% per akhir Mei 2021," kata Inarno dalam keterangan resmi di acara ETF (exchange traded fund) Grup Indo Premier Sekuritas, dikutip Senin (14/6/2021).

Dia menjelaskan, hingga periode Mei 2021 juga telah terjadi peningkatan sebesar 42% untuk investor saham dan 38% untuk investor pasar modal dari angka akhir tahun 2020.

Rata-rata jumlah investor yang aktif bertransaksi hingga akhir Mei mencapai 203.000 investor per hari, atau tumbuh 113% dari rata-rata tahun sebelumnya.

Tren kenaikan investor ini juga berdampak pada peningkatan transaksi hingga Rp 13 triliun per hari, nilai ini bahkan disebutkan menjadi tertinggi sejak swastanisasi bursa efek di tahun 1992. Nilai tersebut mengalami kenaikan dua kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

Dari sisi frekuensi transaksi terjadi kenaikan rata-rata menjadi 1,2 juta transaksi per hari, diklaim menjadi tertinggi di kawasan Asean dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Tingginya nilai transaksi ini diikuti dengan tingginya volume perdagangan, mencapai 18 miliar unit saham per hari.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Diserbu 10 Juta Investor, OJK Lempar Wejangan Penting

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular