
Digembok BEI, Triliunan Uang Masyarakat Nyangkut di Saham Sritex

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex saat ini sedang memgalami kesulitan keuangan setelah diputus pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang tanggal 21 Oktober 2024 lalu.
Sritex merupakan perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga masyarakat atau investor ritel sapat memiliki saham SRIL. Mengutip RTI, dari total sebanyak 20,45 miliar, saat ini sebagian besar sahamnya digenggam oleh PT Huddleston Indonesia yang berperan sebagai pengendali sebanyak 12,07 miliar lembar atau setara dengan 59,03%.
Sementara, porsi kepemilikan masyarakat atau investor ritel sebanyak 8,15 miliar lembar atau setara dengan 39,89%
Sisanya, dimiliki oleh manajemen yaitu, Iwan Setiawan sebanyak 109,11 juta lembar atau setara dengan 0,53%, Iwan Kurniawan Lukminto sebanyak 107,63 juta atau setara dengan 0,52%, dan lainnya.
Secara nilai total kepemilikan ritel pada harga terbaru saham SRIL di Rp 146 per saham mencapai Rp 1,19 triliun. Saham perusahaan tercatat tidak bergerak dari harga tersebut dalam tiga tahun terakhir. Sementara dalam lima tahun terakhir saham Sritex telah anjlok 57% dan pernah menyentuh harga Rp 362 per saham, yang artinya dalam lima tahun total kerugian investor ritel mencapai Rp 1,76 triliun.
Sritex pertama kali melantai di bursa pada 17 Juni 2013 atau 11 tahun silam. Kala itu saham Sritex ditawarkan di harga Rp 240 per saham dan memperoleh dana Rp 1,34 triliun setelah melepas 1,3 miliar saham baru. Saham Sritex pernah mencapai titik tertinggi di harga Rp 470 per saham tak lama setelah perusahaan melakukan IPO. Artinya sejak menyentuh harga tertinggi total kerugian investor ritel di saham SRIL ditaksir mencapai Rp 2,64 triliun.
Saat ini masih belum diketahui bagaimana nasib para pemegang saham Sritex, dengan perusahaan dinyatakan pailit dan memiliki jumlah utang jauh lebih besar dari aset atau mengalami defisiensi modal. Apabila kurator memilih untuk melakukan likuidasi seluruh aset milik Sritex, posisi pemegang saham akan berada di antrean akhir atau salah satu paling akhir untuk memperoleh pengembalian, di belakang pemenuhan hak karyawan, pemberi utang, pemegang obligasi hingga pihak lainnya yang memiliki piutang kepada Sritex.
Dengan kata lain, sedikit kemungkinan bagi para pemegang saham untuk memperoleh kembali uangnya yang diinvestasikan di Sritex, bahkan untuk memperoleh sebagian saja (tidak nilai penuh) bisa jadi merupakan jalan terjal.
Suspensi Bursa
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yang tercatat dalam pemantauan khusus karena telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, putusan tersebut berdasarkan putusan atas pembatalan perdamaian pada Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Semarang kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus- Homologasi/2024/PN Niaga Smg tanggal 21 Oktober 2024.
Selain itu berdasarkan surat Perseroan nomor 012/CoS/X/2024/SRIL tanggal 25 Oktober 2024 perihal permintaan penjelasan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait pemberitaan media massa, terdapat informasi bahwa berdasarkan putusan dari Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang tanggal 21 Oktober 2024, menyatakan Perseroan selaku pihak termohon pembatalan homologasi berada dalam keadaan pailit.
"Sehubungan dengan putusan pailit, adanya ketidakpastian atas kelangsungan usaha dan informasi material yang belum dipublikasikan secara merata, maka bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara (Suspensi) Perdagangan Efek PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) di Seluruh Pasar terhitung sejak Sesi II Perdagangan Efek hari Senin, 28 Oktober 2024 hingga pengumuman bursa lebih lanjut," tulis manajemen BEI, Selasa (29/10).
Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Manajemen Sritex Respons Putusan Pailit Pengadilan