Analisis Teknikal

MA 100 Terbukti Resisten Kuat, Jika Dibobol IHSG Bisa Melesat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 June 2021 08:42
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan 0,5% sepanjang pekan lalu ke 6.095,497. Dalam 5 hari perdagangan IHSG membukukan penguatan 2 kali, pada perdagangan terakhir mengalami koreksi 0,2%. Di awal pekan ini, Senin (14/6/2021) IHSG berpeluang kembali menguat melihat sentimen pelaku pasar yang cukup bagus jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan aksi beli bersih senilai US$ 474 miliar di pasar reguler, jika ditambang dengan pasar tunai dan nego, net buy tercatat sebesar Rp 2,6 triliun. Nilai transaksi sebesar Rp 61,4 triliun.

Pada Jumat pekan lalu, bursa saham AS (Wall Street) berhasil menguat tipis, dengan indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Hal tersebut mengindikasikan sentimen pelaku pasar yang cukup bagus, yang tentunya mengirim sentimen positif ke Asia hari ini.

Sementara itu The Fed yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia diperkirakan belum akan mengumumkan perubahan kebijakan moneter dalam waktu dekat.

Hasil survei dari Reuters terhadap 50 ekonom menunjukkan sebanyak 26% memperkirakan The Fed akan mengumumkan tapering pada bulan Agustus saat pertemuan Jackson Hole. Kemudian 32% memprediksi pengumuman baru akan dilakukan bulan September, dan 42% memperkirakan setelah September.


Secara teknikal, IHSG pada Rabu membentuk pola White Marubozu yang merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat.

Pada perdagangan Jumat IHSG sempat menguat dan menguji resisten kuat yakni rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 6.120. Setelahnya IHSG berbaik turun dan berakhir melemah.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Artinya, jika resisten tersebut mampu ditembus secara konsisten, IHSG berpotensi melaju lebih kencang, target terdekat di kisaran 6.175.

Sementara itu indikator stochastic pada grafik harian bergerak naik dan berada di kisaran 66, masih agak jauh dari wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support kini berada di kisaran 6.080, jika ditembus IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.030.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular