Harga Si Emas Hitam Tembus Rekor, Gan! Ini Gara-garanya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 June 2021 09:01
Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia naik pada perdagangan pekan ini. Harga si emas hitam kini berada di titik tertinggi sejak beberapa tahun ke belakang.

Sepanjang pekan ini, harga minyak jenis brent naik 1,06% secara point-to-point, tertinggi sejak April 2019. Sementara harga light sweet bertambah 1,67% dan menembus rekor tertinggi sejak November 2018.

Goldman Sach, bank invetasi asal Amerika Serikat (AS), bahkan memperkirakan harga minyak masih punya ruang untuk naik. Kenaikan harga komoditas ini ditopang oleh peningkatan permintaan.

"Semakin meluasnya cakupan vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menyebabkan peningkatan mobilitas masyarakat, terutama di AS dan Eropa. Permintaan minyak dunia kami perkirakan naik 1,5 juta bare/hari menjadi 96,5 juta barel/hari pada Mei 2021," sebut kajian Goldman Sachs.

Pada Agustus 2021, lanjut riset Goldman Sachs, permintaan minyak dunia bisa melonjak ke 99 juta barel/hari. Oleh karena itu, memang ada alasan harga naik karena permintaan membludak.

Mengutip laporan International Energy Agency (IEA), negara-negara anggota OPEC+ harus segera meningkatkan pasokan untuk mengimbangi lonjakan permintaan. Pada akhir 2022, pasokan minyak OPEC+ harus bertambah 1,4 juta barel/hari.

minyakSumber: Reuters

Halaman Selanjutnya --> Pasokan dari Iran Tak Semudah Membalik Telapak Tangan

Selain itu, Goldman Sachs juga menyebut pasokan minyak dari Iran sepertinya belum akan membanjiri pasar dunia. Sejak April lalu, Iran dan negara-negara barat intensif membahas kemungkinan penegakan kembali kesepakatan penghentian pengembangan nuklir oleh Teheran. Artinya, sanksi terhadap Iran bisa dicabut sehingga Negeri Persia bisa kembali mengekspor minyak.

Akan tetapi, semua ini tidak akan terjadi dengan mudah. Pasalnya, Iran sudah terlanjur dikenai banyak sanksi dan sebagian tetap tidak akan dicabut jika Iran tidak benar-benar patuh.

"Saya memperkirakan walaupun kita semua sudah kembali ke kesepakatan, ratusan sanksi masih tetap ada, termasuk sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Jika mereka (Iran) bersikap inkonsisten, sanksi-sanksi ini akan tetap berlaku sampai Iran mengubah perilakunya," tegas Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, di hadapan Senat, seperti dikutip dari Reuters.

minyakFoto: Reuters
minyak

So, peningkatan permintaan belum akan dibarengi oleh tambahan pasokan. Saat pasar belum seimbang seperti ini, sudah pasti harga bakal naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular