Antisipasi Rilis Inflasi AS, Bursa Eropa Bergerak Variatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
10 June 2021 14:37
FILE PHOTO: Company stock price information, including Klepierre SA, is displayed on screens as they hang above the Paris stock exchange, operated by Euronext NV, in La Defense business district in Paris, France, December 14, 2016. REUTERS/Benoit Tessier
Foto: REUTERS/Benoit Tessier

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak variatif (mixed) pada pembukaan perdagangan Kamis (10/6/2021), jelang antisipasi pemodal terhadap rilis inflasi di Amerika Serikat (AS) per Mei.

Indeks Stoxx 600 cenderung bergerak flat pada pembukaan, dengan indeks saham sektor otomotif anjlok hingga 1% memimpin koreksi sedangkan indeks saham sektor teknologi dan layanan kesehatan masih kompak menguat sebesar 0,6%.

Selang 15 menit kemudian, indeks yang berisi 600 saham unggulan Eropa ini tertekan 0,1 poin (-0,03%) ke 454,31. Indeks DAX Jerman drop 46,5 poin (-0,3%) ke 15.534,63 dan CAC Prancis turun 10,1 poin (-0,15%) ke 6.553,31. Indeks FTSE naik 6 poin (+0,09%) menjadi 7.087,05.

Pelaku pasar global memantau data inflasi yang mempengaruhi laju perubahan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dari ekstra longgar menjadi ketat. Bursa di Asia Pasifik cenderung menguat sementara kontrak berjangka (futures) bursa AS cenderung mixed.

Departemen Tenaga Kerja dijadwalkan merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei yang menurut polling ekonom oleh Dow Jones diperkirakan naik 4,7% secara tahunan. Pada April, inflasi menguat 4,2% menjadi laju yang tercepat sejak 2008.

The Fed sebelumnya telah memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus. Pasar terbelah antara mereka yang meyakini kebijakan moneter AS segera berbalik, sementara lainnya memprediksi masih ada waktu untuk mempertahankan kebijakan tersebut.

Di Eropa, investor bersiap menyambut rapat bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pada Kamis yang akan mengumumkan kebijakan stimulus. Banyak yang meyakini bahwa ECB akan terus mempertahankan laju kebijakannya terkait dengan outlook ekonomi yang belum pasti.

ECB juga akan memberikan kabar terbaru terkait proyeksi kuartalannya terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi zona Euro. Dari Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden jelang pertemuan G-7.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular