Sabodo Teuing Wall Street Merah, Rupiah Tetap Gagah!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 June 2021 09:10
rupiah, bi
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot kemarin. Sentimen domestik yang positif sepertinya cukup ampuh untuk menopang rupiah.

Pada Kamis (10/6/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.240 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah mengakhiri pasar spot dengan stagnasi di Rp 14.250/US$. Ini sudah lumayan, karena rupiah sejatinya menghabiskan nyaris sebagian besar hari di zona merah.

Sentimen yang berhasil mengangkat rupiah kemarin, dan berlanjut pada hari ini, adalah hasil Survei Konsumen periode Mei 2021. Bank Indonesia (BI) melaporkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2021 berada di 104,4, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 101,5 sekaligus menjadi catatan tertinggi sejak Maret 2020. Artinya, secara umum keyakinan konsumen mulai mengarah ke pasa sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian baik saat ini hingga enam bulan mendatang.

Halaman Selanjutnya --> Warga +62 Makin Doyan Belanja

IKK adalah salah satu data berjenis kelamin leading indicator atau indikator mula. Indikator semacam ini memberi gambaran bagaimana arah perekonomian ke depan. Melihat data IKK, sepertinya arah konsumsi masyarakat bakal ke utara alias naik.

Hal ini terkonfirmasi oleh data berikutnya yaitu alokasi penghasilan masyarakat. Pada Mei 2021, porsi penghasilan yang dipakai untuk berbelanja (prospensity to consume) adalah 75,8%. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 75,5% dan menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2012. Seiring peningkatan konsumsi, porsi penghasilan untuk ditabung dan membayar cicilan pun berkurang.

Ingat, konsumsi rumah tangga adalah kontributor utama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dari sisi pengeluaran. Kontribusinya lebih dari separuh.

Oleh karena itu, ada tendensi konsumsi rumah tangga bakal tumbuh tinggi kalau melihat hasil Survei Konsumen. Saat konsumsi melesat, maka pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan bakal terangkat.

Prospek ekonomi yang cerah ini membuat investor tetap berkenan masuk ke pasar keuangan Indonesia. Hasilnya, rupiah mampu menguat meski bursa saham AS ditutup merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular