Jakarta, CNBC Indonesia - Harga krito paling populer di dunia yakni bitcoin tampaknya masih belum lepas dari tekanan sejak Mei lalu di tengah sejumlah sentimen negatif yang mewarnai perjalanan mata uang digital ini.
Secara sentimen, kabar larangan dari sejumlah negara, termasuk pemerintahan China di bawah Presiden Xi Jinping juga beberapa kali menekan harga bitcoin dkk ke bawah. Ditambah lagi, tanda-tanda kemerosotan bitcoin juga terlihat dari capital outflow yang terjadi pekan lalu.
Risiko ambrol lebih dalam pun semakin besar bagi kripto. Banyak sinyal-sinyal yang menunjukkan belum berakhirnya tren kemerosotan mata uang kripto dengan nilai kapitalisasi pasar paling besar ini, baik secara teknikal maupun fundamental.
Oke kita bahas teknikal dahulu.
Pada 19 Mei lalu, harga bitcoin menyentuh level US$ 30.000/koin atau setara dengan Rp 429 juta/koin (kurs Rp 14.300/US$), yang merupakan level terendah sejak 28 Januari lalu.
Setelahnya, bitcoin bisa rebound meski pada akhirnya kembali merosot. Selasa lalu (8/6), harga bitcoin menyentuh US$ 31.025/BTC, berdasarkan data Refinitiv.
"Saya percaya bitcoin masih akan turun makin dalam dari posisi saat ini," tulis analis dari BiotechValley dalam sebuah catatan yang dikutip Cointelegraph.
"Saya pikir bitcoin perlahan akan turun dan membentuk dead cat bounce," tambahnya.
Dead cat bounce merupakan analisis teknikal yang menunjukkan berlanjutnya tren penurunan. Suatu aset dikatakan mengalami dead cat bounce ketika harganya merosot, kemudian perlahan berbalik naik seolah-olah akan bangkit. Tetapi setelahnya malah kembali merosot.
Analis tersebut memperkirakan harga bitcoin berisiko merosot hingga ke US$ 15.000-US$ 16.000/BTC atau setara dengan Rp 215-229 juta/koin. Jangan lupa harga tertinggi bitcoin pernah terjadi di April, US$ 65.000/koin, atau nyaris Rp 1 miliar.
Dead cat bounce akan menjadi nyata jika harga bitcoin menembus ke bawah US$ 30.000/BTC. Kabar buruknya lagi, bitcoin kini juga dibayangi death cross.
 Foto: Refinitiv idr |
NEXT: Pola Dead Cat Bounce dan Aliran Keluar Bitcoin
Death cross merupakan perpotongan indikator rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50) dengan rerata pergerakan 100 hari (MA 100), di mana MA 50 memotong MA 100 dari atas ke bawah, yang sudah terjadi jika melihat pergerakan bitcoin pada grafik harian.
 Foto: Refinitiv idr |
Death cross akan semakin "mengerikan" jika MA 50 juga memotong rerata pergerakan 200 hari (MA 200). Hal tersebut bisa terjadi jika bitcoin menembus ke bawah US$ 30.000/BTC.
Artinya, bitcoin kini dihantui dead cat bounce dan death cross, dengan level kunci di US$ 30.000/BTC.
Tidak hanya secara analis teknikal, tanda-tanda kemerosotan bitcoin juga terlihat dari capital outflow yang terjadi pekan lalu.
ConShares sebagaimana dikutip Reuters melaporkan dalam sepekan yang berakhir 4 Juni terjadi outflow dari bitcoin sebesar US$ 141 juta atau setara dengan Rp 2 triliun. Keluarnya modal dari bitcoin tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah secara mingguan.
Masih melansir Reuters, Glassnode melaporkan selama kemerosotan bitcoin belakangan ini, jaringan bitcoin mengalami penurunan IP address yang aktif hingga 18%.
Bitcoin memang sedang memiliki banyak "musuh" belakangan ini, kebijakan pemerintah China dan Amerika Serikat menjadi salah satu pukulan telak. Selain itu, Elon Musk yang sebelumnya menjadi pemicu lonjakan harga bitcoin perlahan terlihat mulai "meninggalkan" bitcoin.
Mulai dari langkahnya menangguhkan penggunaan bitcoin dalam pembelian Tesla, hingga beberapa kicauannya di Twitter yang berdampak negatif terhadap harga mata uang kripto.
Rabu siang kemarin, bitcoin dan mata uang kripto lainnya kembali berjatuhan melanjutkan pelemahan yang terbentuk pada Selasa (8/6/2021).
Berdasarkan data dari Investing pukul 11:06 WIB kemairn, harga satu bitcoin dibanderol dengan harga US$ 33.000-an atau sekitar Rp 460 juta.
Sedangkan satu Ethereum dihargai dengan US$ 2.400-an (Rp 34 juta per koin), Binance Coin dibanderol US$ 339/koin atau Rp 4,8 juta per koin.
Kemudian harga satu Litecoin terkini sebesar US$ 154/koin (Rp 2,2 juta per koin), Chainlink seharga US$ 22/koin (Rp 320 ribu per koin), Ripple dibanderol US$ 0,84/koin (Rp 12 ribu per koinnya), Cardano seharga US$ 1,5 (Rp 21 ribu per koin), dan satu Dogecoin dibanderol dengan harga US$ 0,32/koin atau sekitar Rp 4.500 per koinnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA