Top! 245 Saham Ngamuk, Asing Borong Rp 146 M, IHSG Melesat

Putra, CNBC Indonesia
09 June 2021 15:47
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 0,80% ke level 6.047,47 pada perdagangan Rabu (8/6/21) setelah sempat dibuka merah 0,44% pagi tadi.

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 12,68 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih (net buy) Rp 146 miliar di pasar reguler. Terpantau 245 saham naik, 259 saham terdepresiasi, sisanya 135 stagnan.

Asing melakukan pembelian di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 85 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 303 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang dilego Rp 182 miliar dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) yang dijual Rp 97 miliar.

Data yang dirilis dari dalam negeri menunjukkan konsumen semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan. Ini terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian baik saat ini hingga enam bulan mendatang.

"Keyakinan konsumen terpantau membaik pada sebagian besar kategori tingkat pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, keyakinan konsumen membaik di enam kota yang disurvei, tertinggi di kota Medan, diikuti oleh Surabaya dan Manado," sebut keterangan tertulis BI, Rabu (9/6/2021).

Konsumen yang semakin pede, menjadi indikasi peningkatan konsumsi, yang semakin menguatkan ekspektasi Indonesia lepas dari resesi di kuartal ini.

Dari sentimen eksternal, pelaku pasar masih akan menunggu rilis data indeks harga konsumen (CPI) per Mei pada Kamis besok (10/6) untuk melihat lebih lanjut mengenai perkembangan inflasi AS, dan bagaimana data inflasi bisa mempengaruhi keputusan the Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya.

"Kita sedang menunggu angka inflasi, menunggu lebih banyak dari (Federal Reserve), menunggu musim pendapatan." Ia melanjutkan, "Tidak banyak yang memotivasi pasar hari ini."

Ekonom memprediksi CPI naik 4,7% secara tahunan. Pada bulan April lalu, CPI meningkat 4,2% secara tahunan, yang merupakan kenaikan tercepat sejak 2008.

Selanjutnya, semua mata akan tertuju pada rapat Komite Pasar Terbuka  Federal (FOMC) the Fed berikutnya yang dijadwalkan pada 15 dan 16 Juni.

Ini lantaran investor menunggu pernyataan pejabat bank sentral tentang inflasi dan kebijakan moneter bank sentral. Pernyataan teranyar oleh pejabat menunjukkan The Fed mulai bersiap mengurangi pembelian asetnya (tapering off).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular